Kitab Tayamum

BAB 1: JIKA KAMU TIDAK MENEMUKAN AIR .... (AL-QURAN, SURAH AL-MAIDAH:6)



223[Bukhari 334] Diriwayatkan dari AIsyah ra, istri Nabi Saw dia berkata: Kami pernah menyertai Nabi Saw dalam suatu perjalanan. Ketika kami sampai di Bayda atau di Dzatuljaisy, kalung saya putus sehingga hilang. Rasulullah Saw berhenti untuk mencari kalung saya dan orang-orang pun turut berhenti bersama Rasulullah Saw, padahal mereka tidak ada air di situ. Orang-orang menemui Abu Bakr Ash-Shiddiq, mereka melaporkan, "Tidakkah engkau tahu apa yang diperbuat oleh AIsyah? Dia membuat Rasulullah Saw dan semua orang terhenti, padahal di tempat ini tidak ada air dan air yang mereka bawa juga sudah habis?" Abu Bakr mendatangi saya ketika Rasulullah Saw membaringkan kepalanya di atas pangkuan saya dan beliau telah tertidur. Abu Bakr mengatakan kepada saya, "Kamu telah membuat Rasulullah Saw dan orang-orang dalam rombongan ini terhenti, padahal di tempat ini tidak ada air dan air yang mereka bawa juga sudah habis..". Kata AIsyah: Abu Bakr memaki dan mengungkapkan kemarahannya pada saya, serta menekankan tangannya pada lambung saya, sayapun tidak bisa bergerak karena paha saya tertindih oleh kepala Rasulullah Saw yang sedang tidur. Ketika fajar Rasulullah Saw bangun tanpa ada air, kemudian Allah menurunkan ayat tayammum. Usayd bin Hudhayr mengatakan, "Wahai keluarga Abu Bakr, ini bukanlah keberkahan yang pertama bagi kalian". Kata AIsyah: Kemudian orang-orang membangunkan onta yang telah menjadi tunggangan saya, ternyata mereka menemukan kalung saya di bawah onta itu.



224[Bukhari 335] Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Aku diberi lima hal yang tidak pernah diberikan kepada orang lain sebelum aku: 1) Aku diberi kemenangan dengan takutnya musuh-musuhku kepadaku dari jarak seukuran perjalanan satu bulan. 2) Bumi dijadikan untukku sebagai tempat bersujud/ tempat mendirikan solat dan sebagai sarana yang suci untuk bertayamum. Sehingga siapapun di antara umatku bisa mendirikan solat di manapun dia berada ketika tiba waktu solat. 3) Ghanimah (harta rampasan perang yang diambil dari musuh yang kafir) dihalalkan untukku, dan tidak pernah dihalalkan bagi siapapun sebelum aku. 4) Aku diberi hak untuk memberikan syafaat pada hari kiamat. 5) Nabi-Nabi yang lain hanya diutus kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada semua umat manusia".





BAB 2: TAYAMUM BAGI ORANG YANG TIDAK BEPERGIAN APABILA TIDAK ADA AIR DAN DIA KHAWATIR WAKTU SOLAT LEWAT.



255[Bukhari 337] Diriwayatkan dari Abu Juhaym bin Al-Harits Al-Anshari ra, dia berkata: Suatu ketika Nabi Saw datang dari arah Bi'r Jamal, kemudian ada seorang laki-laki menemui Nabi Saw dan mengucapkan salam kepada beliau, namun Nabi Saw tidak menjawab salam itu, hingga beliau pergi menuju suatu tembok lalu beliau menggosokkan kedua telapak tangannya untuk kemudian beliau usapkan pada wajah dan tangannya, baru kemudian beliau menjawab salam tadi.





BAB 3: APAKAH ORANG YANG BERTAYAMUM MENIUP DEBU DI KEDUA TELAPAK TANGANNYA?



226[Bukhari 338] Diriwayatkan dari Ammar bin Yasir ra, bahwa dia pernah bertanya kepada Umar bin Khattab: "Ingatkah anda ketika saya dan anda sedang dalam perjalanan, lalu anda tidak solat (karena tidak ada air), sedangkan saya berguling-guling di atas tanah kemudian saya solat, lalu peristiwa itu saya laporkan kepada Nabi Saw, kemudian beliau bersabda, "kamu cukup melakukan seperti ini. Nabi Saw memperagakan dengan menepukkan kedua telapak tangannya pada tanah, lalu beliau meniupnya, kemudian beliau mengusapkannya pada wajah dan kedua tangannya".





BAB 4: DEBU YANG SUCI SEBAGAI PENGGANTI WUDU BAGI SEORANG MUSLIM



227[Bukhari 344] Diriwayatkan dari Imran bin Hushayn Al-Khuza'I ra, dia berkata: Kami pernah menyertai Nabi Saw dalam suatu perjalanan. Kami terus berjalan sampai dini hari, kemudian kami beristirahat di suatu tempat yang sangat cocok untuk musafir, sehingga kami tidur dengan pulas dan kami baru bangun setelah merasa hangat oleh sinar matahari. Pertama-tama yang bangun tidur adalah si Fulan, kemudian si fulan, lalu si fulan, dan yang keempat adalah Umar bin Al-Khattab ra. Biasanya kalau Nabi Saw tidur, kami tidak berani membangunkannya sampai beliau bangun sendiri, sebab kami tidak tahu apa yang sedang diwahyukan kepada beliau ketika beliau sedang tidur. Ketika Umar bangun dan melihat apa yang dialami oleh orang-orang dalam kafilah itu --- Umar adalah orang yang tegas --- dia bertakbir dengan suara keras dan terus saja dia bertakbir dengan suara keras sehingga membuat Nabi Saw bangun. Ketika Nabi Saw bangun tidur, orang-orang mengadukan kepada beliau apa yang telah mereka alami. Nabi Saw bersabda, "Tidak apa-apa, ayo berangkat saja". Mereka pun berangkat. Setelah berjalan tidak seberapa jauh, Rasulullah Saw berhenti, kemudian beliau meminta air, lalu beliau berwudu. Panggilan solat dikumandangkan, lalu Rasulullah Saw mengimami mereka solat. Seusai solat, Rasulullah Saw mendapati seorang laki-laki menyendiri yang tidak turut solat bersama-sama dengan para jamaah, beliau bertanya, "Mengapa kamu tidak turut solat dengan orang-orang tadi?" Laki-laki itu menjawab, "Saya mengalami junub, sedangkan air untuk mandi tidak ada". Rasulullah Saw bersabda, "Bertayamumlah dengan tanah/debu dan itu sudah cukup bagimu". Kemudian Nabi Saw melanjutkan perjalanan, lalu orang-orang mengadu kepada beliau karena haus. Beliau turun dari kendaraannya, kemudian beliau memanggil Ali ra. Beliau bersabda, "Pergilah kalian berdua untuk mencari air". Keduanya pergi, lalu mereka berdua bertemu dengan seorang perempuan yang menunggang onta dengan membawa dua kantong air. Si fulan dan Ali bertanya kepada perempuan itu, "Di mana ada air?" perempuan itu menjawab, "Di sana, pada jam seperti ini kemarin saya mengambil air dan teman-teman kami masih ada di belakang". Si fulan dan Ali berkata kepada perempuan itu, "Ayo pergi dengan kami". Tanya perempuan itu, "Ke mana?" keduanya menjawab, "Kepada Rasulullah Saw". Perempuan itu bertanya, "Apakah dia yang disebut Ash-Shabi' (Pembawa agama baru)?" Kedua laki-laki itu menjawab, "Ya, betul. Ayo berangkat". Si fulan dan Ali membawa perempuan kepada Rasulullah Saw dan menceritakan kepada beliau apa yang telah terjadi. Nabi Saw bersabda, "Bantulah perempuan itu turun dari ontanya". Nabi Saw meminta satu wadah, kemudian beliau menuangkan air ke wadah itu dari dua kantong air yang dibawa oleh perempuan tersebut. Beliau hanya menuangkan sedikit air dari salah satu kantong, kemudian beliau menutupnya lagi, kemudian beliau membuka kantong yang lain yang lebih kecil. Orang-orang dipanggil untuk minum dan memberi minum hewan tunggangan mereka, sehingga mereka beserta hewan tunggangan mereka bisa minum semua. Di akhir kesempatan, Rasulullah Saw memberikan satu bejana berisi air kepada orang yang mengalami junub semalam, seraya bersabda, "Bawalah air ini, lalu tuangkan ke seluruh tubuhmu". Sementara itu perempuan tersebut berdiri menyaksikan apa yang sedang dilakukan oleh Nabi Saw terhadap air miliknya. Demi Allah, ketika dua kantong milik perempuan itu dikembalikan, kamu seolah melihat airnya lebih penuh daripada semula, kemudian Rasulullah Saw bersabda, "Kumpulkan makanan untuk perempuan itu". Orang-orang pun mengumpulkan kurma, gandum, dan Sawiq (jenis kue/roti) dengan dibungkus kain kemudian mereka letakkan di atas onta perempuan itu di bagian depan. Rasulullah Saw bersabda kepada perempuan itu, "Kamu tahu kan bahwa kami tidak mengurangi airmu sedikitpun, tetapi Allah lah yang telah memberi kami minum". Perempuan itu kemudian pulang ke warganya dengan terlambat. Warganya bertanya, "Mengapa kamu terlambat, hai fulanah?" Perempuan itu menjawab, "Ada peristiwa ajaib. Saya ditemui oleh dua orang laki-laki, kemudian mereka mengajak saya untuk menemui seseorang yang disebut Ash-Shabi' (pembawa agama baru), lalu dia melakukan begini dan begitu. Demi Tuhan! Dialah yang menguasai ilmu sihir". Perempuan itu bercerita dengan memperagakan dua jari tengahnya dan telunjuknya, lalu dia gerakkan ke atas, yakni ke langit dan juga ke bumi (dalam menirukan apa yang telah diperbuat oleh Rasulullah Saw), atau orang tersebut memang benar sebagai utusan Allah. Setelah itu pasukan kaum muslimin menyerang kaum musyrikin di sekitar perkampungan perempuan tersebut dengan membiarkan perkampungan yang dihuni oleh perempuan itu. Pada suatu hari perempuan itu berkata, "Menurut saya, kaum muslimin tidak menyerang perkampungan kita ini bukan tanpa sebab. Karena itu, sudikah kalian memeluk Islam?" Mereka mematuhi seruan perempuan itu dan mereka semua memeluk Islam.