Kitab Jenazah

BAB 1: ORANG YANG DI AKHIR HAYATNYA MENGUCAPKAN LAA ILAAHA ILLAALLAAH



633[Bukhari 1238] Diriwayatkan dari Abu Dzarr ra, dia berkata: Rasulullah Saw penah bersabda, "Aku didatangi utusan dari Tuhanku, kemudian dia memberitahukan atau membawa kabar gembira, "Siapapun umatku yang mati dengan tidak mempersekutukan sesuatu kepada Allah, maka dia akan masuk surga". Saya (Abu Dzarr) bertanya, "Meskipun dia pernah berzina dan mencuri?" Rasulullah Saw menjawab, "Meskipun dia pernah berzina dan mencuri".[footnote 1]



[footnote 1]: keterangan: Jika orang tersebut berdosa tentu dan tidak langsung masuk surga, tetapi mampir dulu ke neraka menurut kadar dosanya.



634[Bukhari 1238] Diriwayatkan dari Abdullah ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Siapapun mati dengan mempersekutukan sesuatu kepada Allah, ia akan masuk neraka". Saya (perawi) berkata: Siapapun mati tanpa mempersekutukan sesuatu kepada Allah, dia akan masuk surga".[footnote 1]



[footnote 1]: Lihat keterangan di muka pada hadis nomor 633.





BAB 2: PERINTAH MENGIRINGKAN JENAZAH



635[Bukhari 1239] Diriwayatkan dari Al Barra ra, dia berkata: Nabi Saw memerintahkan tujuh hal kepada kami dan melarang kami tujuh hal pula, Nabi Saw memerintahkan kami, 1) Mengiringkan jenazah ke kubur. 2) Menjenguk orang sakit. 3) Mendatangi undangan. 4) Menolong orang yang dizalimi. 5) Melaksanakan sumpah. 6) Menjawab salam. 7) Mendoakan orang yang bersin (dengan ucapan: Yarhamukallaah, apabila orang yang bersin tersebut mengucapkan: Alahmdulillah). Rasulullah Saw melarang kami, 1) Menggunakan bejana perak. 2) Bercincin emas (bagi laki-laki). 3) Berbusana sutera. 4) Bergaun dibaj (sutera murni). 5) Menggunakan kain qassiy (jenis sutera). 6) Menggunakan kain istabraq (jenis sutera).[footnote 1]



[footnote 1]: Keterangan: Larangan ketujuh tidak disebutkan.





BAB 3: MELAYAT MAYAT YANG TELAH DIKAFANI.



636[Bukhari 1243] Diriwayatkan dari Kharijah bin Zaid bin Tsbit bahwa Ummul 'Ala', seorang perempuan anshar yang telah menyatakan baiat kepada Nabi Saw mengatakan: Orang-orang muhajirin dibagi-bagi untuk mendapatkan tempat tinggal (di rumah kaum anshar) dengan cara undian. Kami mendapatkan Utsman bin Mazh'un, kemudian kami menempatkannya di salam satu rumah kami. Di hari kemudian dia menderita sakit yang berakibat dengan wafatnya. Setelah mayatnya dimandikan dan dikafani, Rasulullah datang, kemudian saya mengataan, "Semoga rahmat Allah tercurah kepadamu, wahai Abu Sa'ib. Kesaksian saya kepadamu bahwa Allah telah memuliakanmu". Nabi Saw bertanya, "Apakah kamu tahu bahwa Allah memuliakannya?" Saya menjawab, "Ayah saya sebagai jaminan sumpah saya kepada anda, ya Rasulullah. Siapa lagi kalau bukan dia yang dimuliakan oleh Allah?" Rsulullah Saw bersabda, "Al-Yaqin (kematian) telah menjemputnya. Demi Allah, aku tidak tahu --- meskipun aku utusan Allah --- apa yang akan diperbuat oleh Allah kepadaku". Kata Ummul 'Ala': Demi Allah, semenjak itu saya tidak lagi mengungkapkan kesalehan seseorang.



637[Bukhari 1244] Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra dia berkata: Ketika ayah saya terbunuh sebagai syahid, saya menutupkan kain pada wajahnya sambil menangis, orang-orang melarang saya menangis, sementara Nabi Saw tidak melarang saya. Bibi saya, Fathimah, juga turut menangis, kemudian Nabi Saw bersabda kepada Fathimah, "Kau menangis atau tidak, para malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap mereka sampai engkau mengangkatnya".





BAB 4: MENYAMPAIKAN BERITA DUKA



638[Bukhari 1245] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw menyampaikan berita duka atas wafatnya An-Najasyi pada hari wafatnya. Rasulullah Saw pergi menuju tempat solat, kemudian beliau berdiri dengan disertai orang-orang untuk melaksanakan solat dengan empat kali takbir.



639[Bukhari 1246] Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda (perihal panglima dalam suatu peperangan), "Zaid bertugas sebagai pemegang bendera, kemudian dia gugur, lalu bendera diambil alih oleh Ja'far, kemudian dia gugur, lalu bendera diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah, kemudian dia gugur --- ketika menuturkan berita itu, air mata Rasulullah Saw berlinang --- setelah itu bendera diambil alih Khalid bin Walid tanpa dipersiapkan sebelumnya sebagai panglima, kemudian ia diberi kemenangan".





BAB 5: KEUTAMAAN ORANG YANG ANAKNYA MATI LALU DIA BERSABAR DEMI MERAIH RIDHA ALLAH



640[Bukhari 1248] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Setiap muslim yang tiga anaknya meninggal sebelum baligh, niscara Allah akan memasukkannya ke surga, berkat rahmat Allah yang dilimpahkan kepada mereka (sehingga orang tua mereka turut mendapat rahmat atas kesabarannya untuk mencari ridha Allah)".





BAB 6: DIANJURKAN MEMBASUH JENAZAH DENGAN HITUNGAN GASAL



641[Bukhari 1253] Diriwayatkan dari Ummu Athiyyah ra, seorang perempuan dari kaum anshar, dia berkata: Ketika putri Rasulullah Saw wafat, beliau menemui kami, kemudian beliau bersabda, "Basuhlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi jika kamu anggap perlu dengan hitungan gasal, dengan air dan daun bidara. Pada akhir basuhan, gunakan kapur barus. Kalau kamu sudah selesai memandikannya, beritahu aku". Ketika kami selesai memandikannya, kami memberitahu beliau, kemudian beliau memberikan gamisnya kepada kami seraya bersabda, "Gunakan ini untuk mengkafaninya".





BAB 7: MEMANDIKAN MAYAT DENGAN MEMULAI BASUHAN DARI BAGIAN KANAN



642[Bukhari 1254] Diriwayatkan dari Ummu Athiyyah ra, seperti hadis sebelumnya dengan tambahan: Rasulullah Saw bersabda, "Mulailah basuhan dari anggota thubuhnya yang kanan dan anggota-anggota tubuh yang dibasuh dalam wudu". Kata Ummu Athiyyah: Kami juga menyisir rambutnya dengan membagi menjadi tiga sanggulan.





BAB 8: KAIN PUTIH UNTUK KAFAN



643[Bukhari 1264] Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah Saw dikafani dengan tiga lapis katun putih buatan Yaman, tanpa disertai gamis dan surban.





BAB 9: KAFAN DARI DUA HELAI/LAPIS KAIN



644[Bukhari 1265] Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, dia berkata: Ketika seorang laki-laki berwukuf di Arafah bersama Rasulullah Saw, tiba-tiba dia jatuh dari hewan tunggangannya sehingga lehernya patah, kemudian Nabi Saw bersabda: "Mandikan dia dengan air dan daun bidara, kemudian kafanilah dengan dua helai kain. Janganlah engkau memberi wewangian ataupun tutup kepala, karena dia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan mengucapkan Talbiyah".





BAB 10: KAFAN UNTUK MAYAT



645[Bukhari 1269] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwa ketika Abdullah bin Ubaiy meninggal, putranya menemui Rasulullah Saw. Dia mengatakan: "Ya Rasulullah, berikanlah gamis anda kepadaku untuk aku kafankan pada jenazah ayahku dan solatkanlah serta mohonkanlah ampunan untuknya". Rasulullah Saw bersabda: "Beritahu aku menjelang pemakaman agar aku bisa menyolatkannya". Putra Abdullah bin Ubaiy memberitahu Rasulullah Saw bahwa pemakaman telah siap. Ketika Rasulullah Saw hendak menyolatkannya, beliau ditahan oleh Umar ra, kata Umar: "Tidakkah Allah melarang anda menyolatkan jenazah orang-orang munafik?" Rasulullah Saw menjawab: "Aku diberi dua pilihan karena Allah Swt berfirman (yang artinya), "Apakah kamu memohonkan ampun bagi mereka atau kami tidak memohonkan ampun bagi mereka, dan sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka 70 kali, Allah tidak akan mengampuni mereka". (AlQuran surath At-Taubah:80). Akhirnya Rasulullah Saw menyolatkan jenazah Abdullah bin Ubaiy, namun kemudian turunlah ayat (yang artinya), "Dan janganlah kamu sekali-kali menyolatkan seorangpun diantara mereka (orang-orang munafik) yang mati". (AlQuran surah At-Taubah:84).



646[Bukhari 1270] Diriwayatkan dari Jabir ra, dia berkata: Nabi Saw mengunjungi kuburan Abdullah bin Ubaiy seusai penguburan, kemudian beliau menyuruh untuk mengeluarkan mayatnya, lalu beliau meniupkan air ludah beliau ke mayat tersebut dan menyelimutkannya dengan gamis beliau.





BAB 11: APABILA KAIN KAFAN TIDAK CUKUP, JIKA DITARIK KE ATAS KAKI MAYAT TERLIHAT, JIKA DITARIK KE BAWAH KEPALA MAYAT TERLIHAT, MAKA DIPRIORITASKAN MENUTUP KEPALANYA.



647[Bukhari 1276] Diriwayatkan dari Khabbab ra, dia berkata: Kami turut berhijrah bersama Nabi Saw untuk mencari ridha dan pahala dari Allah. Sebagian kami ada yang mati sebelum merasakan pahala duniawinya yang diantara mereka adalah Mush'ab bin Umair, sebagian lain ada yang sempat meraskan pahala/ kenikmatan duniawi. Mush'ab bin Umair terbunuh sebagai syahid dalam perang Uhud. Kami tidak mendapatkan kain untuk mengkafaninya kecuali kain burdahnya. Jika kepalanya kami tutup dengan kain itu, kakinya terlihat, dan jika kedua kakinya kami tutup dengan kain itu kepalanya terlihat, kemudian Nabi Saw memerintahkan agar kami memprioritaskan untuk menutup kepalanya, sedangkan kedua kakinya kami tutup dengan semak-semak dari pohon idzkhir.





BAB 12: SEORANG PEREMPUAN MEMPERSIAPKAN KAIN KAFANNYA SENDIRI TANPA DILARANG OLEH NABI SAW.



648[Bukhari 1277] Diriwayatkan dari Sahl ra, dia berkata: Seorang perempuan membawa kain tenunan burdah yang ada pinggirannya. Sahl ra bertanya, "Apakah kalian tahu burdah?" Mereka menjawab, "Jubah atau jas panjang". Kata Sahl, "Ya betul". Perempuan itu berkata kepada Nabi Saw, "Saya menenun kain ini dengan tangan saya sendiri, saya berharap anda bekenan memakainya". Nabi Saw menerimanya, karena saat itu beliau memang membutuhkannya. Nabi Saw keluar menemui kami dengan mengenakan kain tersebut, sebagai sarung, kemudian ada seseorang yang mengatakan bahwa kain itu bagus. Kata orang itu, "Sungguh bagus kain itu. Sudikah anda memakaikannya padaku?" Orang-orang menegurnya, "Kamu ini bagaimana? Kamu mengatakan bahwa kain yang sedang dipakai oleh Nabi Saw itu bagus, lalu engkau memintanya, padahal Nabi Saw memerlukannya, sedangkan engkau tahu bahwa Nabi Saw tidak pernah menolak permintaan seseorang". Orang tersebut mengatakan, "Demi Allah, aku tidak meminta kain itu untuk aku pakai sekarang, melainkan untuk kain kafanku nanti". Kata Sahl: Kain tersebut akhirnya benar-benar menjadi kafannya.





BAB 13: PEREMPUAN MENGIRINGKAN JENAZAH



649[Bukhari 1278] Diriwayatkan dari Ummu Athiyyah ra, dia berkata: Kami (kaum wanita) dilarang mengiringkan jenazah ke tempat pemakaman, namun larangan tersebut tidak tegas.





BAB 14: PEREMPUAN BERKABUNG ATAS KEMATIAN LAKI-LAKI YANG BUKAN SUAMINYA.



650[Bukhari 1281] Diriwayatkan dari Ummu Habibah ra, istri Nabi Saw, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh berkabung atas kematian seseorang melebihi tiga hari, kecuali atas kematian suaminya, maka dia harus berkabung selama 4 bulan 10 hari".[footnote 1]



[footnote 1]: Keterangan: berkabung maksudnya tidak berdandan dan tidak keluar rumah kecuali jika sangat mendesak, serta tidak boleh dilamar dengan terang-terangan.





BAB 15: ZIARAH KUBUR.



651[Bukhari 1283] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Suatu ketika Nabi Saw lewat di dekat seorang perempuan yang sedang menangis di sisi suatu kuburan, kemudian beliau bersabda kepada perempuan itu, "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah". Perempuan itu mengatakan, "Menyingkirlah, karena kamu tidak mengalami musibah seperti yang saya alami". Perempuan itu tidak tahu bahwa orang yang menyuruhnya bertakwa dan bersabar itu adalah Nabi Saw. Setelah ia diberi tahu bahwa orang tersebut adalah Nabi Saw, ia segera mendatangi rumah Nabi Saw. Dia tidak menjumpai seorangpun penjaga pintu di sana, lalu dia berkata kepada Nabi Saw, "Kemarin ini saya tidak mengenal anda". Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya kesabaran itu ketika seseorang mendapat hantaman musibah lalu seketika itu pula dia bersabar".





BAB 16: SABDA NABI SAW: "ORANG YANG TELAH MENINGGAL DISIKSA SEBAB RATAPAN SALAH SEORANG KELUARGANYA APABILA RATAPAN TERSEBUT SUDAH MENJADI KEBIASAAN".



652[Bukhari 1284] Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata: Putri Nabi Saw mengutus seseorang untuk menemui Nabi Saw dengan pesan, "Katakan kepada Nabi Saw bahwa putra saya sakit menjelang ajal dan Nabi Saw diharap datang ke rumah kami". Melalui utusan itu Rasulullah Saw mengirimkan salam kepada putrinya dengan pesan, "Apa yang diambil oleh Allah adalah milik-Nya dan apa yang diberikan oleh Allah adalah milik-Nya pula. Segala sesuatu di dunia ini ajalnya ditentukan oleh Allah, karena itu bersabarlah dan capailah ridha Allah". Putri Rasulullah Saw mengutus seseorang yang kedua kalinya untuk menemui Rasulullah Saw dengan bersumpah bahwa beliau harus mendatanginya, maka Rasulullah Saw berangkat dengan disertai Sa'd bin 'Ubadah, Mu'adz bin Jabal, Ubaiy bin Ka'b, Zaid bin Tsabit, dan beberapa orang laki-laki lain. Sesampainya di rumah putri beliau, bayi yang menjelang ajal tersebut dibawa ke hadapan beliau dengan nafas yang tertahan di dada. Kata perawi: Usamah bin Zaid meneteskan air mata, kemudian Sa'd bertanya, "Apa yang terjadi ya Rasulullah?" Rasulullah Saw bersabda, "Ini adalah rahmat Allah yang dicurahkan ke dalam hati hamba-hambaNya dan Allah hanyalah melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mengasihi sesama makhluk".



653[Bukhari 1285] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia bekata: Kami menghadiri pemakaman putri Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw duduk di dekat liang kubur, saya melihat beliau meneteskan air mata, kemudian beliau bertanya, "Siapa diantara kalian yang semalam tidak menggauli istrinya?" Abu Thalhah menjawab, "Saya". Kata Rasulullah Saw, "Turunlah ke dalam liang kubur". Kata Anas: Maka Abu Thalhah turun/masuk ke liang kubur untuk membantu Rasulullah Saw menguburkan putri beliau.



654[Bukhari 1288] Diriwayatkan dari Umar ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Sesungguhnya orang yang meninggal itu disiksa karena tangisan keluarganya". Setelah Umar ra wafat, hal itu sampai kepada Aisyah ra, maka Aisyah mengatakan, "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Umar. Demi Allah, Rasulullah Saw tidak pernah bersabda bahwa seorang mukmin yang wafat tidaklah disiksa karena tangisan keluarganya, tetapi Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah menambah siksa orang kafir yang mati karena tangisan keluarganya". Aisyah ra mengatakan: AlQuran sudah cukup jelas untukmu( yang artinya), "Dan orang yang berdosa tidaklah menanggung dosa orang lain". (AlQuran, surah Al-Faathir:18).



655[Bukhari 1289] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah melewati kuburan seorang perempuan Yahudi yang ditangisi oleh keluarganya, kemudian Rasulullah Saw bersabda, "Mereka menangis di atas kuburnya, sedangkan dia disiksa d dalam kuburnya".





BAB 17: LARANGAN MERATAPI ORANG MATI



656[Bukhari 1291] Diriwayatkan dari AlMughirah ra, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya mendustakan aku tidak sama dengan mendustakan orang lain. Siapa yang mendustakan aku, maka di akan mendekam di neraka". Kata Al Mughirah ra: Saya juga mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Orang mati yang diratapi akan disiksa karena ratapan".





BAB 18: BUKANLAH KELOMPOK KAMI, ORANG YANG MERATAPI JENAZAH DENGAN MENAMPAR PIPI.



657[Bukhari 1294] Diriwayatkan dari Abdullah ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Bukanlah kelompok kami orang yang meratapi jenazah dengan cara menampar pipi, mengoyak-ngoyak baju dan berdoa/ memanggil-manggil dengan cara Jahiliyah".





BAB 19: NABI SAW BERDUKA ATAS WAFATNYA SA'D BIN KHAULAH



658[Bukhari 1295] Diriwayatkan dari Sa'd bin Abu Waqqash ra, dia berkata: Pada tahun haji wada' Rasulullah Saw mengunjungi saya ketika saya sakit parah. Saya katakan kepada Rasulullah: Saya menderita sakit seperti anda lihat sendiri, sedangkan harta saya banyak tanpa ada yang mewarisinya kecuali seorang putri saya. Bolehkah saya sedekahkan dua pertinya? Rasulullah Saw menjawab, "jangan". Saya katakan lagi, "Setengahnya?" Rasulullah Saw menjawab, "Jangan". Kemudian beliau bersabda, "Sepertiga saja, karena sepertiga itu sudah banyak. Lebih baik kamu meninggalkan ahli warismu kaya daripada mereka engkau tinggalkan dalam keadaan papa dan meminta-minta kepada orang lain. Apapun yang engkau infakkan dengan mengharap ridha Allah, maka engkau akan diberi pahala, termasuk makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu". Sa'd bertanya, "Ya Rasulullah, apakah saya akan ditinggalkan oleh teman-teman saya?" Rasulullah Saw menjawab, "Jika kamu ditinggalkan kemudian berbuat kebaikan, maka itu akan mengangkat derajat. Mudah-mudahan kamu berumur panjang sehingga banyak orang-orang muslim yang mengambil manfaat darimu, dan orang-orang kafir mendapat kesengsaraan karenamu. Ya Allah, sempurnakanlah hijrah para sahabatku dan janganlah Engkau membuat mereka berpaling". (Sa'd bin Abu Waqqash berumur panjang sepeninggal Rasulullah Saw). Rasulullah Saw berduka atas meninggalnya Sa'd bin Khaulah yang miskin di Mekah.





BAB 20: LARANGAN MENGGUNDUL RAMBUT KARENA TERTIMPA MUSIBAH



659[Bukhari 1296] Diriwayatkan dari Abu Musa ra bahwa suatu ketika dia sakit parah sehingga pingsan dengan kepalanya terbaring di atas pangkuan istrinya. Istrinya menangis, namun Abu Musa tidak mampu menyahut dengan kata-kata. Ketika sadar, Abu Musa mengatakan: Saya bebas dari orang yang dihindari oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw bebas (terhindar) dari perempuan yang menangis keras, perempuan yang menggundul rambutnya dan perempuan yang mencabik-cabik pakaiannya (ketika tertimpa musibah).





BAB 21: DUDUK DENGAN BERSEDIH KETIKA TERTIMPA MUSIBAH



660[Bukhari 1299] Diriwayatkan dari Aaisyah ra, dia berkata: Ketika Nabi Saw mendengar berita gugurnya Ibnu Haritsah, Ja'far dan Ibnu Rawahah sebagai syuhada', beliau duduk dengan tampak bersedih. Ketika itu saya melihat beliau dari celah pintu, kemudian beliau ditemui oleh seorang laki-laki yang melaporkan tangisan istri-istri Ja'far, maka beliau menyuruh laki-laki tersebut untuk melarang mereka menangis. Laki-laki itu pergi melaksanakan perintah Rasulullah Saw, kemudian dia datang lagi untuk melaporkan kepada Rasulullah Saw bahwa mereka tidak mau berhenti menangis. Rasulullah Saw menyuruh laki-laki itu untuk melarang mereka menangis. Setelah pergi, laki-laki itu kembali menemui Rasulullah Saw lagi. Kata laki-laki itu, "Ya Rasulullah, Demi Allah, mereka tetap saja menangis tanpa menghiraukan perintah kita". Kata Aisyah ra, Rasulullah Saw bersabda, "Sumbatlah mulut mereka dengan tanah".





BAB 22: TIDAK MENAMPAKKAN KESEDIHAN KETIKA TERTIMPA MUSIBAH



661[Bukhari 1301] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Ketika Abu Thalhah tidak berada di rumah, seorang putranya meninggal. Ketika istrinya mengetahui putranya sudah meninggal, dia memandikannya lalu membaringkannya di salah satu bagian rumahnya. Ketika Abu Thalhah datang, ia bertanya kepada istrinya, "Bagaimana keadaan anak kita?" Istrinya menjawab, "Dia sudah tenang dan saya berharap dia berada dalam kedamaian. Abu Thalhah melewatkan malam itu (dengan menggauli istrinya). Setelah pagi, dia mandi. Ketika Abu Thalhah akan pergi, istrinya memberitahukan bahwa anaknya sudah meninggal. Abu Thalhah melaksanakan solat subuh bersama Nabi Saw kemudian dia memberitahukan kepada beliau apa yang telah dia alami bersama istrinya, maka Rasulullah Saw bersabda, "Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua". Seorang laki-laki dari kaum anshar mengatakan, "Abu Thalhah dan istrinya dikaruniai 9 anak laki-laki yang semuanya hafal AlQuran".





BAB 23: UNGKAPAN NABI SAW: "KAMI BERSEDIH KARENA BERPISAH DENGANMU".



662[Bukhari 1303] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Kami datang bersama Rasulullah Saw ke rumah Abu Saif, seorang pandai besi yang menjadi pengasuh Ibrahim as (putra Rasulullah Saw). Rasulullah Saw menggendong Ibrahim as, menciumnya dan menimangnya. Pada kesempatan lain sesudah itu kami datang lagi ke rumah Abu Saif yang ketika itu Ibrahim berpindah ke alam baka. Rasulullah Saw berlinangan air mata, kemudian Abdurrahman bin Auf mengatakan, "Ya Rasulullah, andapun bersedih". Rasulullah Saw bersabda, "Hai putra Auf, ini adalah rahmat". Rasulullah Saw meneteskan air mata, kemudian beliau mengatakan, "Air mata berlinang, hatipun gundah, dan kami tidak mengatakan sesuatu keuali apa yang diridhai oleh Tuhan kami. Wahai Ibrahim, kami bersedih karena berpisah denganmu".





BAB 24: MENANGIS DI DEKAT ORANG SAKIT.



663[Bukhari 1304] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, dia berkata: Sa'd bin 'Ubadah ra sakit, kemudian Nabi Saw menjenguknya bersama dengan Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abu Waqqash dan Abdullah bin Mas'ud. Ketika Rasulullah Saw menemui Sa'd bin Ubadah, dia dikelilingi oleh anggota keluarganya. Rasulullah Saw bertanya: "Apakah dia sudah meninggal?" Mereka menjawab: "Belum, ya Rasulullah". Rasulullah Saw menangis. Ketika orang-orang melihat Rasulullah Saw menangis, mereka turut menangis, kemudian Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah tidaklah mengazab karena linangan air mata atau karena hati yang duka, tetapi Allah mengazab atau memberi rahmat karena ini --- beliau menunjuk lidahnya --- dan sesungguhnya orang yang meninggal itu disiksa karena ditangisi oleh keluarganya".





BAB 25: LARANGAN MERATAP, MENANGIS DAN MENJERIT KETIKA ADA ORANG MENIGGAL



664[Bukhari 1306] Diriwayatkan dari Athiyyah ra, dia berkata: Nabi Saw menyampaikan beberapa hal yang harus kami patuhi ketika kami menyatakan baiat (sumpah setia), diantaranya adalah kami dilarang meratapi orang mati, dan ternyata tidak ada perempuan yang mematuhinya kecuali lima, yaitu: Ummu Sulaim, Ummul 'Ala, putri Abu Sabrah (istri Mu'adz) dan dua orang perempuan lagi, atau mereka adalah putri Abu Sabrah, istri Mu'adz dan seorang perempuan lain.





BAB 26: BERDIRI KARENA ADA JENAZAH LEWAT.



665[Bukhari 1308] Diriwayatkan dari Amir bin Rabi'ah ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian melihat jenazah diusung ke tempat penguburan, maka hendaklah ia berdiri jika ia tidak turut mengiringkannya sampai ia meninggalkan jenazah tersebut atau sampai jenazah itu terlewatkan atau sampai jenazah itu diletakkan di hadapannya.".





BAB 27: KAPAN BOLEH DUDUK PADA PENGUBURAN JENAZAH.



666[Bukhari 1309] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya dia memegang tangan Marwan ketika keduanya mengikuti penguburan jenazah, kemudian keduanya duduk sebelum jenazah diturunkan dari keranda, kemudian Abu Sa'id ra datang, lalu dia menarik tangan Marwan sambil berkata: "Berdirilah, Demi Allah bahwa orang ini (Abu Hurairah) tahu bahwa Nabi Saw melarang kami duduk ketika jenazah belum diturunkan dari keranda". Abu Hurairah menyahut: "Abu Sa'id memang benar".





BAB 28: BERDIRI KETIKA ADA JENAZAH YAHUDI DIUSUNG



667[Bukhari 1311] Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata: Suatu ketika ada jenazah diusung dihadapan kami. Begitu melihatnya Rasulullah Saw berdiri, maka kamipun turut berdiri, lalu kami bertanya, "Ya Rasulullah, itu tadi jenazah orang Yahudi?" Rasulullah Saw menjawab, "Apabila kalian melihat jenazah diusung, maka berdirilah".





BAB 29: LAKI-LAKI MENGUSUNG JENAZAH TANPA DIIKUTI WANITA.



668[Bukhari 1314] Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: "Apabila jenazah telah diletakkan di dalam keranda, kemudian diusung oleh orang laki-laki, jika dia orang baik maka dia akan mengatakan: Ayo cepat, dan jika dia orang yang tidak baik maka dia akan mengatakan: Aduh, celaka. Kemana kalian membawaku? Semua makhluk mendengar ucapan jenazah itu kecuali manusia. Seandainya manusia bisa mendengarnya pasti pingsan".





BAB 30: MENYEGERAKAN PEMAKAMAN JENAZAH



669[Bukhari 1315] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: ""egerakanlah pegnuburan jenazah, karena jika dia orang baik maka kalian menyegerakannya dalam memperoleh kenikmatan, dan jika dia tidak baik maka kalian segera menyingkirkan kejelekannya dari lingkungan kalian".





BAB 31: KEUTAMAAN MENGIRINGKAN JENAZAH



670[Bukhari 1324] Diriwayatkan dari Nafi bahwa Abdullah bin Umar ra diberitahu bahwa Abu Hurairah ra mengatakan: Siapa yang mengiringkan jenazah, maka dia akan mendapat pahala satu qirath (yakni sebesar gunung Uhud). Abdullah bin Umar ra mengatakan: Abu Hurairah memberitahukan kepada kami pahala yang besar. Aisyah ra membenarkan ucapan Abu Hurairah tersebut. Kata Aisyah: Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda seperti itu. Kata Abdullah bin Umar ra: Kita telah melewatkan qirath yang banyak.





BAB 32: LARANGAN MENJADIKAN KUBURAN SEBAGAI TEMPAT IBADAH



671[Bukhari 1330] Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa ketika sakit menjelang wafat, Rasulullah Saw bersabda: "Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah". Kata Aisyah ra: Seandainya Rasulullah Saw tidak bersabda seperti itu pasti orang-orang meninggikan makam Rasulullah Saw, namun saya khawatir nantinya dijadikan sebagai tempat ibadah.





BAB 33: MENYOLATKAN PEREMPUAN YANG MENINGGAL KARENA MELAHIRKAN.



672[Bukhari 1331] Diriwayatkan dari Samurah bin Jundab ra, dia berkata: Saya bermakmum kepada Nabi Saw dalam menyolatkan jenazah seorang perempuan yang meninggal karena melahirkan. Ketika itu Nabi Saw solat dengan berdiri di arah tengah jenazah.





BAB 34: MEMBACA FATIHAH DALAM SOLAT JENAZAH



673[Bukhari 1335] Diriwayatkan dari Thalhah bin Abdullah bin Auf ra bahwa Abdullah bin Abbas ra melaksanakan solat jenazah dengan membaca surat Fatihah. Setelah itu dia mengatakan: Ketahuilah bahwa bacaan Fatihah dalam solat jenazah adalah ajaran Rasulullah Saw.





BAB 35: PENGHUNI KUBUR MENDENGAR DERAP KAKI ORANG YANG HIDUP



674[Bukhari 1338] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Ketika seseorang dibaringkan di dalam kuburnya dan ditinggalkan oleh orang-orang yang menguburkannya sehingga dia mendengar derap langkah kaki mereka, dia didatangi oleh dua malaikat. Kedua malaikat itu mendudukkannya kemudian keduanya bertanya, "Apa yang pernah engkau ucapkan mengenai Muhammad?" Dia menjawab, "Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya". Lalu dikatakan kepadanya, "Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menukarnya dengan tempatmu di surga". Sabda Nabi Saw selanjutnya: "Dia melihat surga dan neraka itu. Adapun orang kafir atau munafik akan menjawab, "Saya tidak tahu, saya hanya mengatakan tentang Muhammad seperti kata orang-orang. Dikatakan kepadanya, "Kamu tidak tahu dan kamu tidak mau membaca dan mengikuti AlQuran". Maka dia dipukul dengan palu besi antara kedua telinganya sehingga meraung-raung dan menjerit dengan jeritan yang terdengar oleh makhluk di sekitarnya kecuali jin dan manusia".





BAB 36: INGIN DIKUBUR DI TANAH SUCI



675[Bukhari 1339] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Malaikat pencabut nyawa diutus kepada Musa. Ketika malaikat itu menemui Musa, ia menampar malaikat tersebut sehingga mata malaikat itu bengkak/ menonjol, kemudian malaikat tersebut kembali menemui Tuhannya dengan mengatakan, "Engkau mengutusku untuk mencabut nyawa seseorang yang tidak ingin mati". Maka Allah menyembuhkan mata malaikat itu, dan berfirman, "Temui dia lagi dan katakan kepadanya agar dia dia letakkan telapak tangannya di atas tubuh seekor sapi, dia aku biarkan hidup menurut jumlah bulu sapi yang tertutup oleh tangannya dengan hitungan satu bulu sama dengan satu tahun". Musa as bertanya, "Sesudah itu, apa lagi, ya Tuhan?" Allah Swt menjawab, "Setelah itu kamu mati". Musa as menjawab, "Kalau begitu sekarang saja". Kemudian Musa as memohon kepada Allah untuk mendekatkannya ke tanah suci sejauh lemparan batu. Kata Abu Hurairah ra: Rasulullah Saw bersabda, "Seandainya aku berada di sana akan aku tunjukkan kuburan Musa as kepada kalian, di samping jalan, di dekat bukit pasir merah.





BAB 37: APAKAH ORANG MATI SYAHID DISOLATKAN?



676[Bukhari 1343] Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata: Nabi Saw mengumpulkan setiap dua orang yang mati syahid dalam perang Uhud dalam selembar kain, kemudian beliau bertanya, "Siapa di antara syuhada ini yang lebih mengerti tentang AlQuran?" Ketika salah seorang dari mereka ditunjukkan kepada Rasulullah Saw, beliau mendahulukan dalam memasukkan ke liang lahat dan beliau bersabda, "Aku akan menjadi saksi mereka kelak pada hari kiamat". Rasulullah Saw memerintahkan agar mereka dikubur tanpa dibersihkan darah mereka, dan tanpa dimandikan dan tanpa disolatkan.





BAB 38: ANAK KECIL YANG MASUK ISLAM LALU MATI, APAKAH DISOLATKAN, DAN APAKAH DAKWAH ISLAM DISAMPAIKAN KEPADA ANAK KECIL?



677[Bukhari 1344] Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir ra bahwa pada suatu hari Nabi Saw keluar, kemudian beliau mendoakan para syahid dalam perang Uhud seperti doa beliau dalam solat jenazah, lalu beliau naik ke atas mimbar dan bersabda: "Sesungguhnya aku akan mendahului kalian dan akan menjadi saksi kalian. Demi Allah, sekarang ini aku melihat haudhku (telagaku[footnote 1] dan kunci-kunci kekayaan bumi telah diberikan kepadaku. Demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan menjadi orang-orang musyrik sepeninggalku, tetapi yang aku khawatirkan adalah kalian akan saling berseteru".



[footnote 1]: Haudh adalah semacam telaga di akhirat atau danau di akhirat yang diberikan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw, yang airnya bila diminum akan menghilangkan dahaga selamanya.



678[Bukhari 1355] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwa suatu ketika Umar ra berangkat menyertai Nabi Saw bersama sejumlah orang untuk menemui Ibnu Shayyad. Mereka mendapati Ibnu Shayyad sedang bermain bersama beberapa anak laki-laki di dekat bukit kecil di daerah suku Maghalah yang ketika itu Ibnu Shayyad tidak mengetahui kami sehingga Nabi Saw menepuknya dengan tangan beliau, lalu beliau bertanya kepada Ibnu Shayyad: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku utusan Allah?" Ibnu Shayyad memandang Rasulullah Saw, lalu ia mengatakan: "Aku bersaksi bahwa anda utusan orang-orang ummiy (maksudnya: bukan utusan Allah)". Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Nabi Saw: "Apakah anda bersaksi bahwa aku utusan Allah?" Nabi Saw menyangkalnya, lalu Nabi Saw mengatakan: "Aku beriman kepada Allah dan kepada semua utusan-Nya". Beliau bertanya lagi kepada Ibnu Shayyad: "Bagaimana menurutmu?" Ibnu Shayyad menjawab: "Aku dikunjungi oleh orang yang berkata benar dan juga berkata dusta". Nabi Saw mengatakan: "Kami bingung menghadapi persoalan ini". Rasulullah Saw bertanya lagi kepada Ibnu Shayyad: "Tebak, apa yang sedang aku pikirkan sekarang?" Ibnu Shayyad menjawab: "Kabut". Rasulullah Saw mengatakan: "Kamu selalu dalam kehinaan sehingga kamu tidak mampu menerjang penghalangmu menuju kebenaran". Umar ra berkata: "Ya Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya". Rasulullah Saw bersabda: "Jika dia benar-benar Dajjal, engkau tidak akan mampu mengalahkannya, dan jika dia bukan Dajjal, tidak ada gunanya engkau membunuhnya".

Abdullah bin Umar ra mengatakan: Di kemudian hari Rasulullah Saw pergi bersama Ubai bin Ka'b menuju kebun kurma yang disitu terdapat Ibnu Shayyad. Sebelum dilihat oleh Ibnu Shayyad, Rasulullah Saw menyelinap agar bisa mendengar apa yang diucapkan olehnya. Nabi Saw melihat Ibnu Shayyad berbaring dengan selimut bergambar. Rasulullah Saw yang bersembunyi di balik batang pohon kurma itu dilihat oleh ibu Ibnu Shayyad, kemudian dia mengatakan kepada anaknya (yakni Ibnu Shayyad): "Hai Shaf (panggilan Ibnu Shayyad)! Ada Muhammad di sini". Maka Ibnu Shayyad segera bangun dan menghindar. Nabi Saw mengatakan: "Kalau perempuan itu tidak memberitahu Ibnu Shayyad, tentu persoalannya menjadi jelas (apakah dia Dajjal atau bukan)".



679[Bukhari 1356] Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Seorang anak Yahudi biasa melayani Nabi Saw, kemudian dia sakit, lalu Nabi Saw menjenguknya. Nabi Saw duduk di dekat kepalanya, kemudian beliau berkata kepadanya: "Masuklah Islam". Anak itu memandang ayahnya yang ketika itu ada di sisinya. Kata ayahnya: "Patuhilah Abul Qasim Saw". Maka anak tersebut masuk Islam. Nabi Saw keluar sambil mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari api neraka".



680[Bukhari 1359] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (mengakui ke-Esaan Allah), kemudian kedua orang tuanya yang membuatnya menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi sebagaimana seekor hewan yang dilahirkan sempurna, apakah kamu melihatnya buntung?" Kemudian Abu Hurairah membaca ayat (yang artinya), "Tetaplah kepada fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Ketentuan-ketentuan ciptaan Allah tidak dapat diubah. Itulah agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".





BAB 39: APABILA SEORANG MUSYRIK MENGUCAPKAN LAA ILAAHA ILLALLAAH MENJELANG KEMATIAN



681[Bukhari 1360] Diriwayatkan dari Al-Musayyab bin Hazn ra, dia berkata: Ketika Abu Thalib menjelang ajal, dia didatangi oleh Rasulullah Saw. Beliau melihat Abu Jahl bin Hisyam, Abdullah bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah di dekat Abu Thalib. Rasulullah Saw berkata kepada Abu Thalib, "Hai paman, ucapkan Laa ilaaha illallaah, suatu kalimat yang aku buat kesaksian untukmu di hadirat Allah. Abu Jahl dan Abdullah bin Umayyah mengatakan, "Hai Abu Thalib, apakah kamu akan membenci dan meninggalkan agama Abdul Mutthalib?" Rasulullah Saw selalu mengulang permintaannya, sementara kedua orang tersebut juga mengulang-ulang ucapannya seperti tadi, sehingga Abu Thalib pada akhirnya mengucapkan bahwa dia tetap memegang agama Abdul Mutthalib dan tidak mau mengucapkan Laa ilaaha illallaah menjelang kematian. Rasulullah Saw bersabda, "Demi Allah, aku akan memohonkan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang melakukannya". Maka Allah Swt menurunkan ayat (yang artinya), "Tiadalah pantas bagi Nabi dan orang-orang beriman memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka kaum kerabat, setelah nyata baginya bahwa mereka mereka adalah penghuni neraka". (AlQuran, surah At-Taubah:113).





BAB 40: MENYAMPAIKAN NASEHAT DENGAN DIKERUMUNI ORANG-ORANG YANG DUDUK PADA SAAT PEMAKAMAN



682[Bukhari 1362] Diriwayatkan dari Ali ra, dia berkata: Kami mengikuti pemakaman jenazah di Baqi Al-Gharqad, kemudian Nabi Saw mendatangi kami, lalu beliau duduk dan kamipun duduk mengerumuni beliau. Ketika itu beliau membawa tongkat/ kayu kecil, lalu beliau menundukkan kepala dan menggoreskan kayu tersebut di atas tanah, kemudian beliau bersabda, "Setiap orang diantara kalian diciptakan dengan ditentukan tempatnya di surga atau neraka dan ditentukan pula celaka atau beruntung". Seorang laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah, bolehkah kami hanya mengandalkan amal, karena orang yang ditentukan beruntung akan melakukan perbuatan orang-orang yang beruntung, dan orang yang ditentukan celaka akan melakukan perbuatan orang-orang yang celaka?" Rasulullah Saw bersabda, "Orang-orang yang beruntung akan dimudahkan melakukan perbuatan yang menuju keberuntungan, sedangkan orang yang celaka akan dimudahkan melakukan perbuatan yang menyebabkan celaka". Kemudian Rasulullah Saw membaca ayat (yang artinya): "Maka siapa yang suka memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik, Kami sungguh memudahkan baginya jalan menuju kebahagiaan".





BAB 14: ORANG YANG BUNUH DIRI



683[Bukhari 1363] Diriwayatkan dari Tsabit bin Adh-Dhahak ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Siapa yang bersumpah palsu dengan sengaja menggunakan ajaran selain Islam, maka dia sesuai dengan ucapannya, dan siapa yang bunuh diri dengan menggunakan sepotong besi, maka dia akan disiksa dengan sepotong besi pula di neraka Jahannam (selamanya)".



684[Bukhari 1364] Diriwayatkan dari Jundab ra bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Ada seorang laki-laki terluka, kemudian dia bunuh diri, maka Allah berfirman, "HambaKu mendahului-Ku dengan bunuh diri, maka Aku haramkan surga untuknya".



685[Bukhari 1365] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Orang yang bunuh diri dengan mencekik lehernya, dia di neraka terus menerus mencekik lehernya, dan orang yang bunuh diri dengan menikam dirinya, kelak di neraka dia terus menerus menikam dirinya".





BAB 42: MEMUJI ORANG YANG MENINGGAL



686[Bukhari 1367] Diriwayatkan dari Anas ra: Ada jenazah diusung, kemudian orang-orang memuji kebaikannya, lalu Nabi Saw bersabda, "Pastilah dia". Setelah itu ada jenazah lain diusung, kemudian orang-orang menjelekkannya, lalu Nabi Saw bersabda, "Pastilah dia". Umar bin Khattab ra bertanya, "Apa maksud ucapan anda "Pastilah dia?" Rasulullah Saw menjawab, "Jenazah yang pertama tadi kalian puji karena kebaikannya, maka dia pasti memperoleh surga, sedangkan jenazah berikutnya kalian jelekkan karena kejelekkannya, maka dia pasti masuk neraka. Kalian semua menjadi saksi Allah di muka bumi".



687[Bukhari 1368] Diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Setiap muslim yang dipersaksikan oleh empat orang atas kebaikannya, maka Allah akan memasukkannya ke surga". Kami bertanya, "Jika dipersaksikan oleh tiga orang?" Rasulullah Saw menjawab, "Ya, juga oleh tiga orang". Kami bertanya lagi, "Jika dipersaksikan oleh dua orang?" Rasulullah Saw menjawab, "Ya, juga oleh dua orang". Kami tidak bertanya lagi kepada beliau bagaimana jika dipersaksikan oleh satu orang.





BAB 43: KETERANGAN MENGENAI SIKSA KUBUR



688[Bukhari 1369] Diriwayatkan dari Al Barra bin Azib ra bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Apabila seorang mukmin (meninggal kemudian dimakamkan), lalu didudukkan di dalam kuburnya dan didatangi oleh malaikat, kemudian dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka demikian itu sesuai dengan firman Allah (yang artinya): "Allah menguatkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh ... "(AlQuran, surah Ibrahim:27).



689[Bukhari 1370] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, dia berkata: Nabi Saw memandang mayat-mayat orang kafir yang dimasukkan ke dalam sumur (dalam perang Badr), kemudian beliau mengatakan kepada mayat-mayat itu, "Apakah kamu telah menemukan kebenaran janji-janji Tuhanmu kepadamu?" Ditanyakan kepada Rasulullah Saw, "Apakah anda berbicara dengan orang-orang yang sudah mati?" Rasulullah Saw menjawab, "Mereka bisa mendengar melebihi pendengaranmu, hanya saja mereka tidak bisa menjawab".



690[Bukhari 1371] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Mereka (orang-orang kafir Quraisy yang terbunuh dalam perang Badr) sekarang menyadari bahwa apa yang telah aku katakan kepada mereka adalah benar, dan Allah Swt berfirman (yang artinya), "Sesungguhnya kamu tidak bisa membuat orang-orang mati mendengar sebagaimana kamu tidak bisa membuat orang-orang tuli mendengar". (AlQuran, surah An-Naml:80).



691[Bukhari 1373] Diriwayatkan dari Asma' binti Abu Bakr ra, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Saw berdiri untuk berkhotbah, kemudian beliau menyebutkan fitnah kubur yang akan dihadapi oleh seseorang. Ketika Rasulullah Saw menyebutkan hal itu, kaum muslimin sangat bersedih dengan menangis keras.[footnote 1].



[footnote 1]: Fitnah kubur maksudnya kesulitan dan siksaan di dalam kubur.





BAB 44: MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH DARI SIKSA KUBUR



692[Bukhari 1375] Diriwayatkan dari Abu Ayyub ra, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Saw keluar pada saat matahari telah terbenam, kemudian beliau mendengar suara jeritan, lalu beliau bersabda, "Orang-orang Yahudi sedang disiksa di dalam kubur mereka".




693[Bukhari 1377] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah Saw selalu berdoa, "Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari azab kubur, azab neraka, fitnah kehidupan, fitnah kematian, dan fitnah Dajjal".





BAB 45: ORANG MATI DIPERLIHATKAN TEMPAT YANG AKAN DIHUNINYA, SURGA ATAU NERAKA, BAIK PAGI MAUPUN SORE.



694[Bukhari 1379] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: "Seseorang yang mati diperlihatkan kepadanya pada pagi dan sore hari tempat yang akan dihuninya. Jika dia termasuk penghuni surga, surga diperlihatkan kepadanya, dan jika dia termasuk penghuni neraka, neraka diperlihatkan kepadanya. Dikatakan kepadanya, "Inilah tempatmu nanti ketika Allah membangkitkanmu pada hari kiamat".





BAB 46: ANAK-ANAK ORANG ISLAM YANG MENINGGAL



695[Bukhari 1382] Diriwayatkan dari Al Barra ra, dia berkata: Ketika Ibrahim as (putera Nabi Muhammad Saw) meninggal (dalam usia menyusu), Rasulullah Saw bersabda, "Ada seseorang yang menyusuinya di surga".





BAB 47: ANAK-ANAK ORANG-ORANG MUSYRIK



696[Bukhari 1383] Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, dia berkata: Rasulullah Saw ditanya mengenai anak-anak orang-orang musyrik, kemudian beliau bersabda, "Ketika Allah menciptakan mereka, Allah Maha Mengetahui apa yang akan mereka perbuat".



697[Bukhari 1386] Diriwayatkan dari Samurah bin Jundab ra, dia berkata: Seusai solat subuh biasanya Nabi Saw menghadap kepada kami, lalu beliau bertanya, "Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi?" Jika ada seseorang yang bermimpi, dia menceritakan mimpinya kepada Rasulullah Saw, kemudian beliau mengucapkan Maasyaa Allaah. Pada suatu hari beliau bertanya kepada kami, "Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi?" Kami menjawab, "Tidak ada". Rasulullah Saw bersabda, "Tadi malam aku bermimpi, dua orang laki-laki mendatangiku, kemudian mereka memegang tanganku dan membawaku keluar sampai berada di tanah suci. Disitu ada seorang yang duduk dan ada seorang lagi berdiri dengan memegang pengait besi yang dia tusukkan ke mulut orang yang duduk tersebut sampai merobek pipi rahangnya hingga tembus ke tengkuknya. Dia berbuat seperti itu pula sampai merobek rahang dan pipi yang lain. Setiap kali rahang dan pipi orang itu pulih kembali, dia menusuknya lagi seperti itu tanpa henti. Aku (Rasulullah Saw) bertanya, "Siapa ini?" Kedua orang yang mengajakku menjawab, "Teruskan perjalanan". Kami pun melanjutkan perjalanan sampai menjumpai seseorang yang berbaring dan di dekat kepalanya ada seorang yang berdiri dengan memegang batu besar yang dia hantamkan untuk meremukkan kepala orang yang berbaring tersebut. Seusai dihantamkan batu itu memental, sementara kepala orang itu pulih kembali, maka batu tersebut kembali menghantamnya lagi, begitulah berulang-ulang tiada henti. Aku (Rasulullah Saw) bertanya, "Siapa ini?" Kedua orang yang mengajakku menjawab, "Teruskan perjalanan". Kamipun melanjutkan perjalanan sampai menjumpai lubang seperti tungku api, bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar. Di bawah lubang itu ada api yang berkobar. Ketika nyala api membesar, orang-orang yang berada di lubang itu terangkat sehingga hampir saja terlempar. Ketika nyala api mereda mereka kembali ke posisi semula. Mereka terdiri dari orang-orang laki-laki dan perempuan yang semuanya telanjang. Aku tanyakan, "Siapa mereka itu?" Kedua orang yang mengajakku menjawab, "Ayo teruskan perjalanan". Kamipun melanjutkan perjalanan sehingga kami mendapati sungai darah yang didalamnya terdapat seorang berkubang hampir tenggelam, sementara di pinggir sungai ada orang lain yang bersiap-siap dengan sejumlah batu. Setiap kali orang yang berada di dalam sungai itu hendak naik ke daratan, orang yang berada di pinggir sungai tersebut melemparnya dengan batu tepat mengenai mulutnya sehingga dia terjerembab ke posisinya seperti semula dan demikian itu tidak henti-hentinya. Aku bertanya, "Siapa orang itu?" Kedua orang yang mengajakku menjawab, "Teruskan perjalanan". Kamipun melanjutkan perjalanan sehingga kami tiba di sebuah taman yang rindang menghijau yang di dalamnya terdapat sebatang pohon besar. Di bawah pohon itu ada seorang laki-laki tua bersama anak-anak. Di dekat pohon itu ada seorang laki-laki menyalakan api di depannya. Kedua orang yang mengajakku, membawaku naik ke atas pohon dan mengajakku masuk ke sebuah rumah yang tak tertandingi keindahannya. Di dalam rumah itu terdapat beberapa orang laki-laki tua, orang-orang muda dan para wanita, serta anak-anak. Setelah itu aku dibawa keluar oleh dua orang yang mengajakku, kemudian keduanya membawaku naik ke atas sebatang pohon, lalu keduanya membawaku masuk ke dalam sebuah rumah yang lebih indah dan lebih besar daripada rumah sebelumnya. Di dalam rumah itu terdapat orang-orang lanjut usia dan orang-orang muda. Aku berkata kepada dua orang yang mengajakku, "Kalian berdua telah mengajakku berkeliling sepanjang malam, sekarang beritahukanlah kepadaku apa yang telah aku lihat". Keduanya mengatakan, "Baiklah. Orang yang kamu lihat pipi dan rahangnya dirobek itu adalah pendusta yang berkata dusta dan menyebabkan tersebarnya kedustaan ke segala penjuru, maka dia disiksa seperti yang kamu lihat tadi hingga hari kiamat. Orang yang kepalanya diremukkan itu adalah orang yang diberi kepahaman oleh Allah tentang AlQuran, namun dia tidur saja ketika malam tanpa membacanya dan perbuatannya tidak sesuai dengan AlQuran, maka dia disiksa seperti yang kamu lihat tadi hingga hari kiamat. Orang-orang yang disiksa di dalam lubang seperti tungku tadi adalah para pezina. Orang yang kamu lihat ditenggelamkan di dalam sungai darah tadi adalah pemakan riba. Laki-laki tua yang berada di bawah pohon tadi adalah Ibrahim as, sedangkan anak-anak di sekelilingnya adalah arwah manusia, adapun orang yang menyalakan api tadi adalah malaikat Malik, penjaga neraka. Rumah pertama yang kamu masuki tadi adalah rumah orang-orang beriman secara umum, sedangkan rumah yang terakhir tadi adalah rumah orang-orang yang mati syahid. Aku yang mengajakmu adalah Jibril, sedangkan temanku ini adalah Mikail. Sekarang angkatlah kepalamu". Aku (Rasulullah Saw) pun mendongakkan kepalaku, tiba-tiba diatasku ada semacam awan. Jibril dan Mikail mengatakan, "Itulah rumahmu". Aku berkata, "Izinkan aku memasuki rumahku itu". Kata keduanya, "Masih ada sisa usiamu yang belum kamu jalani. Kalau kamu sudah menyempurnakan sisa usiamu kamu akan masuk ke rumahmu itu".





BAB 48: MATI MENDADAK



698[Bukhari 1388] Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw: "Ibu saya meninggal dengan tiba-tiba, saya yakin seandainya dia sempat berpesan niscaya dia akan bersedekah. Apakah dia mendapat pahala kalau saya bersedekah atas nama dia?" Rasulullah Saw menjawab: "Ya".





BAB 49: MAKAM NABI SAW, ABU BAKR RA DAN UMAR RA.



699[Bukhari 1389] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Ketika Rasulullah Saw sakit, beliau sering bertanya, "Aku hari ini dimana dan besok dimana?" Rasulullah Saw merasa lama menunggu tibanya giliran Aisyah ra. Ketika Rasulullah Saw tiba pada giliranku, beliau diwafatkan oleh Allah ketika sedang rebah diantara dada dan leherku, kemudian beliau dimakamkan di dalam rumahku.



700[Bukhari 1392] Diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, dia berkata: Rasulullah Saw wafat dalam keadaan ridha terhadap enam orang, yaitu: Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin Auf, dan Sa'd bin Abu Waqqash.





BAB 50: LARANGAN MENCACI MAKI ORANG YANG SUDAH WAFAT.



701[Bukhari 1393] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Janganlah kalian mencaci/menjelekkan orang-orang yang sudah meninggal, karena mereka sudah memperoleh balasan dari apa yang telah mereka perbuat".