Kitab Shalat

BAB 1: BAGAIMANA SOLAT DIWAJIBKAN PADA MALAM ISRA



228[Bukhari 349] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Abu Dzarr menuturkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, "Ketika aku berada di Mekah, atap rumahku terbuka, kemudian Jibril turun menemuiku, lalu dia membelah dadaku dan membasuhnya dengan air Zam Zam. Jibril membawa nampan emas berisi hikmah (kebijaksanaan) dan iman, lalu dia menuangkannya ke dalam dadaku, setelah itu dia menutup kembali dadaku. Kemudian Jibril memegang tanganku, lalu dia mengajakku naik ke langit yang terendah. Sesampaiku di langit pertama Jibril berkata kepada penjaga langit, "Bukakan pintu". Penjaga langit bertanya, "Siapa itu?" Jibril menjawab, "Aku Jibril". Tanya penjaga langit selanjutnya, "Apakah ada seseorang yang menyertaimu?" Jibril menjawab, "Ya, aku bersama Muhammad Saw". Tanya penjaga langit, "Apakah Muhammad sudah diutus?" Jibril menjawab, "sudah". Setelah penjaga itu membukakan pintu langit pertama, aku dan Jibril memasukinya, tiba-tiba di situ ada seorang laki-laki sedang duduk dengan banyak orang di sebelah kanannya dan di sebelah kirinya. Ketika seorang laki-laki itu melihat ke kanan dia tertawa, namun ketika dia melihat ke kiri dia menangis. Kata seorang laki-laki itu, "Selamat datang seorang Nabi dan anakku yang baik". Aku bertanya kepada Jibril, "Siapa orang ini?" Jibril menjawab, "Dia ini Adam, sedangkan di sebelah kanan dan kirinya adalah arwah anak cucunya. Mereka yang di sebelah kanannya adalah penghuni surga, sedangkan yang disebelah kirinya adalah penghuni neraka, karena itu ketika dia melihat ke kanan dia tertawa dan ketika dia melihat ke kiri dia menangis". Kemudian Jibril mengajakku naik lagi ke langit kedua. Kata Jibril kepada penjaga langit, "Bukakan pintu". Penjaga langit kedua bertanya kepada Jibril sebagaimana yang ditanyakan oleh penjaga langit pertama. Penjaga langit keduapun membukakan pintu. Kata Anas: Rasulullah Saw menuturkan bahwa di langit beliau bertemu dengan Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Ibrahim --- semoga Allah selalu menambahkan rahmat-Nya kepada mereka --- tanpa beliau jelaskan di langit ke berapa masing-masing mereka, namun beliau menuturkan bahwa beliau bertemu dengan Nabi Adam di langit terdekat/pertama dan bertemu Nabi Ibrahim di langit keenam. Kata Anas: Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad Saw bertemu dengan Nabi Idris. Nabi Idris berkata, "Selamat datang, seorang Nabi dan saudaraku yang baik". Aku tanyakan kepada Jibril, "Siapa ini?" Jibril menjawab, "Dia ini Idris". Kemudian aku bertemu dengan Musa. Dia mengucapkan, "Selamat datang, seorang Nabi dan saudaraku yang baik". Aku tanyakan kepada Jibril, "Siapa ini?" Jibril menjawab, "Dia ini Musa". Kemudian aku bertemu dengan Isa, dia mengucapkan, "Selamat datang, seorang Nabi dan saudaraku yang baik". Aku tanyakan kepada Jibril, "Siapa ini?" Jibril menjawab, "Dia Isa". Kemudian aku bertemu dengan Ibrahim, dia mengucapkan, "Selamat datang, seorang Nabi dan saudaraku yang baik". Aku tanyakan kepada Jibril, "Siapa ini?" Jibril menjawab, "Dia ini Ibrahim".



Kata perawi: Ibnu Abbas dan Abu Habbah Al-Anshori ra mengatakan, "Nabi Saw bersabda, "Kemudian aku dinaikkan lagi sehingga aku sampai di Mustawa yang disitu aku bisa mendengar bunyi guratan pena. Kata Anas bin Malik: Nabi Saw bersabda, "Kemudian Allah mewajibkan kepada umatku 50 solat, lalu aku pulang dengan membawa perintah tersebut. Ketika aku bertemu dengan Musa, dia bertanya, "Apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepada umatmu?" Aku menjawab, "Allah telah mewajibkan 50 solat". Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhanmu (untuk meminta pengurangan) karena umatmu tidak akan mampu melaksanakan itu". Aku pun kembali menemui Allah untuk memohon pengurangan, lalu Allah mengurangi separohnya. Aku kembali lagi bertemu Musa. Lalu aku beritahukan bahwa Allah telah mengurangi separoh dari 50 solat. Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhanmu lagi untuk memohon pengurangan, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya". Akupun kembali menemui Allah untuk memohon pengurangan, kemudian Allah mengurangi separohnya lagi. Aku kembali bertemu Musa, lalu aku ceritakan bahwa Allah telah mengurangi separohnya lagi. Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhanmu lagi untuk memohon pengurangan, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya". Akupun kembali lagi menemui Allah untuk memohon pengurangan, dan untuk kesekian kalinya Allah berfirman, "Perintah solat tinggal lima waktu, namun nilainya sebanding dengan solat 50 waktu, karena ketetapan-Ku tidak akan berubah".

Aku kemudian kembali bertemu Musa lagi. Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhanmu lagi untuk memohon pengurangan". Aku katakan, "Aku merasa malu terhadap Tuhanku". Setelah itu Jibril membawaku ke Sidratul Muntaha yang diselimuti oleh berbagai warna yang tidak dapat aku jelaskan dengan kata-kata, kemudian aku disilahkan masuk ke surga, yang di dalamnya terdapat dinding-dinding dari permata dan tanahnya sewangi minyak kesturi".



229[Bukhari 350] Diriwayatkan dari AIsyah, Ummul Mukminin ra, dia berkata: Ketika Allah pertama kali mewajibkan solat, Allah menentukan masing-masing solat dua rakaat, baik bagi orang yang tidak bepergian maupun bepergian, kemudian solat dua rakaat tersebut ditetapkan sebagai qashar ketiga bepergian, dan solat bagi orang yang tidak bepergian ditambah jumlah rakaatnya.





BAB 2: KEWAJIBAN SOLAT DENGAN BERPAKAIAN



230[Bukhari 354] Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah ra, bahwa Nabi Saw pernah solat dengan satu pakaian yang disilangkan antar dua ujungnya (agar menutupi kedua pundaknya).





BAB 3: SOLAT DENGAN SATU PAKAIAN YANG MENUTUPI SELURUH TUBUH



231[Bukhari 353] Diriwayatkan dari Ummu Hani binti Abu Thalib ra, dia berkata mengenai solat Nabi Saw pada hari penaklukan Mekah (Sebagaimana hadis nomor 199 di muka).



232[Bukhari 357] Diriwayatkan dari Ummu Hani binti Abu Thalib ra, tentang solat Nabi Saw yang disebutkan dalam riwayat di muka. Kata Ummu Hani: Rasulullah Saw mengerjakan solat 8 rakaat dengan menutup satu pakaian pada tubuhnya. Setelah beliau selesai, saya bertanya: "Ya Rasulullah, saudara laki-laki saya mengatakan bahwa dia akan membunuh seorang laki-laki yang saya lindungi, yaitu si fulan bin hubayrah". Rasulullah Saw bersabda, "Hai Ummu Hani, kami akan melindungi orang yang kamu lindungi". Kata Ummu Hani, "Peristiwa tersebut pada saat Dhuha (pagi sebelum tengah hari)".



233[Bukhari 358] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw mengenai solat dengan satu pakaian, kemudian Rasulullah Saw menjawab: "Apakah setiap orang pasti memiliki dua pakaian?"





BAB 4: JIKA SESEORANG SOLAT DENGAN SATU PAKAIAN, SILANGKANLAH AGAR MENUTUPI DUA BAHUNYA/PUNDAKNYA.



234[Bukhari 359] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Seseorang tidak boleh solat dengan satu pakaian yang kedua pundaknya tidak tertutup sama sekali".



235[Bukhari 360] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Saya bersaksi bahwa saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, "Siapapun solat dengan satu pakaian, silangkanlah antara kedua ujungnya (agar menutupi kedua bahunya)".





BAB 5: APABILA PAKAIAN YANG DIKENAKAN SEMPIT



236[Bukhari 361] Diriwayatkan dari Jabir ra, dia berkata: Saya pernah menyertai Nabi Saw dalam suatu perjalanan. Pada suatu malam saya menemui beliau untuk suatu keperluan, namun ketika itu saya mendapati beliau sedang melakukan solat dan saya sedang mengenakan satu pakaian yang saya tutupkan ke tubuh saya, kemudian saya solat di samping beliau. Setelah selesai, beliau bertanya, "Hai Jabir, ada keperluan apakah kamu datang ke sini?" Saya menuturkan keperluan saya kepada beliau. Setelah saya selesai bicara, Rasulullah Saw bertanya, "Pakaian apa yang aku lihat menutupi tubuhmu?" Saya menjawab, "Ini pakaian sempit". Sabda Rasulullah Saw, "Jika pakaianmu longgar tutupkanlah (pada kedua bahumu), dan jika pakaianmu sempit sarungkanlah (pada pinggangmu)".



237[Bukhari 362] Diriwayatkan dari Sahl ra, dia berkata: Para lelaki solat bersama Nabi Saw dengan melilitkan pakaian mereka pada leher mereka sebagaimana cara anak-anak berpakaian, kemudian dikatakan oleh Nabi Saw kepada para wanita, "Janganlah kalian mengangkat kepala sebelum para lelaki duduk tegak setelah sujud".





BAB 6: SOLAT DENGAN BERJUBAH BUATAN SYAM/SYRIA



238[Bukhari 363] Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu'bah ra, dia berkata: Saya pernah menyertai Nabi Saw dalam suatu perjalanan, lalu Rasulullah Saw bersabda, "Hai Mughirah, ambilkanlah aku air dalam bejana. Lalu sayapun mengambilnya, kemudian Rasulullah Saw pergi menjauh sehingga tidak terlihat oleh saya untuk buang hajat dengan mengenakan jubah syria. Rasulullah Saw ingin mengeluarkan tangannya dari lengan jubah itu tetapi tidak bisa karena sempit, sehingga beliau mengeluarkan tangannya dari bagian bawah jubah. Seusai buang hajat saya menuangkan air kepada beliau, lalu beliau berwudu sebagaimana wudu untuk solat dengan mengusapkan air pada sepasang khuffnya, kemudian beliau melakukan solat.





BAB 7: LARANGAN TELANJANG KETIKA SOLAT.



239[Bukhari 364] Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata: Bahwa Rasulullah Saw pernah mengangkut batu untuk memperbaiki Ka'bah dengan mengenakan kain sarung bersama orang banyak, lalu paman beliau, Abbas menyarankan: "Hai kemenakanku, sebaiknya engkau lepas saja kain sarungmu itu lalu lilitkan pada kedua pundakmu agar tidak mengganggumu ketika engkau membawa batu". Kata Jabir: Rasulullah Saw kemudian melepas kain sarungnya lalu beliau lilitkan pada kedua pundaknya, kemudian beliau jatuh sehingga pingsan. Setelah itu Rasulullah Saw tidak pernah lagi terlihat telanjang.





BAB 8: MENUTUP AURAT



240[Bukhari 367] Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri ra, dia berkata: Rasulullah Saw melarang menutupkan pakaian ke seluruh tubuh sehingga kedua tangan tidak bisa bergerak leluasa, juga melarang seseorang duduk dengan merangkul kedua lutut yang hanya berpakaian satu sehingga kemaluannya tampak.



241[Bukhari 368] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Nabi Saw melarang dua jual beli: 1) Jual beli dengan cara limas[footnote 1], dan 2) Jual beli anggur (atau bahan lain) yang sudah dijadikan minuman keras. Rasulullah Saw juga melarang seseorang menutup pakaian ke seluruh tubuh sehingga kedua tangannya tidak bisa bergerak leluasa, serta melarang seseorang yang hanya mengenakan satu pakaian duduk dengan merangkul kedua lutut sehingga kemaluannya terlihat.



[footnote 1]: Penjual mengatakan: "Jika kamu menyentuh pakaianku, maka kamu harus membeli barang daganganku (tanpa mengetahui kondisi barang tersebut)".



242[Bukhari 369] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Abu Bakr ra (sebagai ketua rombongan haji) menugasi saya bersama para petugas yang lain pada hari Nahr (10 Dzulhijjah sebelum haji wada) untuk mengumumkan di Mina, "Setelah tahun ini orang musyrik tidak boleh berhaji dan orang yang telanjang tidak boleh tawaf di Baitullah. "Berikutnya Rasulullah Saw menugaskan Ali untuk memberitahukan surat Al-Baraa'ah kepada kaum muslimin. Kata Abu Hurairah: Ali bersama kami menyampaikan pemberitahuan pada hari Nahr, "Setelah tahun ini orang musyrik tidak boleh berhaji dan orang yang telanjang tidak boleh tawaf di Baitullah".





BAB 9: PAHA



243[Bukhari 371] Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa ketika Rasulullah Saw menyerang Khaybar, kami mengerjakan solat Subuh di sana ketika cuaca masih gelap. Nabi Saw menunggang hewan tunggangannya, begitu pula Abu Thalhah, sedangkan saya dibonceng Abu Thalhah. Nabi Saw melewati lorong-lorong Khaybar, dan lutut saya menyentuh paha Nabi Saw. Kemudian beliau menutup kembali pahanya namun saya sempat melihat putihnya paha Nabi Saw. Ketika Nabi Saw memasuki perkampungan, beliau mengucapkan: "Allahu Akbar! Hancurlah Khaybar. Sesungguhnya apabila kami memasuki halaman suatu kaum, maka sungguh sial pagi hari yang dialami oleh-oleh yang diperingatkan". Rasulullah Saw mengulang ucapan itu tiga kali. Kata Anas: Orang-orang khaybar mulai keluar menuju pencaharian mereka, tiba-tiba mereka berteriak, "Muhammad datang dengan pasukannya!" kata Anas: Kami akhirnya menaklukan Khaybar dan para tawanan pun dikumpulkan. Dhiyah mendatangi Nabi Saw. Kata dihyah, "Wahai Nabi, berilah saya seorang tawanan perempuan". Nabi Saw menjawab, "Pergilah, ambil mana yang kamu suka". Dihyah memilih shafiyyah binti Huyay. Kemudian ada seorang laki-laki melapor kepada Nabi Saw, "Wahai Nabi, mengapa anda berikan shafiyyah binti Huyay kepada Dihyah, padahal shafiyyah itu istri pemimpin Bani Qurayzhah dan Bani Nadhir yang hanya selayaknyalah anda miliki sendiri". Rasulullah Saw bersabda, "Panggilah kemari Dihyah dan Shafiyyah". Dihyah datang bersama Shafiyyah. Ketika Rasulullah Saw melihat Shafiyyah, beliau berkata kepada Dihyah, "Ambilah tawanan perempuan selain Shafiyyah". Kemudian beliau menikahinya dengan menjadikan pemerdekaan tersebut sebagai maskawinnya. Sementara Rasulullah Saw dalam perjalanan, Ummu Sulaym merias Shafiyyah, lalu pada malam harinya Ummu Sulaym mengantarkannya kepada Rasulullah Saw, sehingga keesokan harinya Rasulullah Saw menjadi pengantin. Rasulullah Saw bersabda, "Siapa yang memiliki makanan bawalah kemari". Rasulullah Saw membentangkan tikar kulit. Mulailah ada seorang yang datang membawa kurma, ada pula yang membawa mentega. Kata perawi: saya kira yang dimaksud Anas adalah kue Sawiq. Kata Anas: Orang-orang juga menyiapkan hays (jenis makanan yang bahannya dicampur dengan daging), dan berlangsunglah walimah pernikahan Rasulullah Saw.





BAB 10: PAKAIAN PEREMPUAN KETIKA SOLAT.



244[Bukhari 372] Diriwayatkan dari AIsyah ra, dia berkata: Rasulullah Saw mengerjakan solat Subuh dengan disertai orang-orang perempuan yang beriman dengan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh mereka, lalu mereka pulang ke rumah tanpa bisa dikenali oleh siapapun".





BAB 11: ORANG YANG SOLAT DENGAN PAKAIAN BERGAMBAR.



245[Bukhari 373] Diriwayatkan dari AIsyah ra, dia berkata: Suatu ketika Nabi Saw mengerjakan solat dengan mengenakan pakaian khamishah yang bergambar. Beliau sempat melihat gambar tersebut di dalam solat. Seusai solat beliau bersabda: "Bawalah pakaian ini kepada Abu Jahm dan sebagai penggantinya bawakan untukku pakaian anbijaniyah[footnote 1] milik Abu Jahm, karena pakaian yang bergambar ini membuatku tidak konsentrasi dalam solatku".



[footnote 1]: Wol polos tanpa gambar.





BAB 12: BATALKAH SOLAT ORANG YANG PAKAIANNYA BERGAMBAR SALIB ATAU GAMBAR LAIN?



246[Bukhari 374] Diriwayatkan dari Anas ra, AIsyah memiliki kain qiram (wol tipis bergambar) yang dia pergunakan untuk tabir pada bagian rumahnya, lalu Nabi Saw bersabda: "Singkirkanlah kain qiram itu, karena gambar-gambarnya mengganggu konsentrasiku dalam solat".





BAB 13: SOLAT DENGAN FARRUJ (PAKAIAN LUAR DENGAN MODEL PUNGGUNG TERBUKA) DARI SUTERA, KEMUDIAN MELEPASNYA.



247[Bukhari 375] Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir ra, dia berkata: Nabi Saw mendapat hadiah farruj sutera, kemudian beliau memakainya untuk solat. Seusai solat beliau melepasnya dengan keras sepertinya beliau tidak menyukainya. Beliau bersabda, "Pakaian ini tidak pantas bagi orang-orang yang bertakwa".





BAB 14: SOLAT DENGAN PAKAIAN MERAH.



248[Bukhari 376] Diriwayatkan dari Abu Juhayfah ra, dia berkata: Saya pernah melihat Rasulullah Saw berada di dalam tenda berwarna merah, saya juga melihat Bilal mengambil air sisa wudu Rasulullah Saw. Saya melihat orang-orang berebut mendapatkan air tersebut. Orang yang bisa mendapatkan sedikit air, dia mengusapkannya pada tubuhnya, dan orang yang tidak berhasil memperoleh air itu hanya menyentuh tangan temannya yang basah. Kemudian saya melihat Bilal mengambil azanah (tongka yang ujungnya bercabang), lalu dia menancapkannya di tanah (sebagai pembatas dalam solat). Nabi Saw keluar dengan mengenakan baju merah, kemudian beliau solat dua rakaat mengimami orang-orang dengan azanah di depan beliau. Saya melihat orang-orang dan hewan lalu lalang di luar batas azanah tersebut.





BAB 15: SOLAT DI ATAS ATAP, MIMBAR ATAU KAYU



249[Bukhari 377] Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd ra bahwa dia pernah ditanya: "Terbuat dari apa mimbar Rasulullah Saw?" Sahl menjawab: "Tidak ada orang yang lebih tahu daripada saya tentang mimbar itu yang sekarang masih hidup. Mimbar tersebut dibuat dari kayu hutan pilihan yang dikerjakan oleh si fulan budak si fulanah, atas permintaan Rasulullah Saw. Setelah selesai pengerjaannya dan diletakkan pada tempatnya, Rasulullah Saw berdiri untuk solat di atas mimbar itu dengan menghadap kiblat dan bertakbir, sementara orang-orang berdiri (solat) di belakang beliau. Rasulullah Saw membaca surat Fatihah dan ayat-ayat lain, kemudian beliau ruku, orang-orang pun turut ruku di belakang beliau, kemudian beliau mengangkat kepala, lalu beliau mundur sedikit, kemudian beliau sujud di atas tanah, lalu beliau kembali lagi ke atas mimbar, kemudian beliau membaca surat Fatihah dan ayat-ayat lain, lalu beliau ruku, kemudian beliau mengangkat kepala, lalu beliau mundur sedikit, sampai beliau bersujud di atas tanah. Begitulah tentang mimbar Rasulullah Saw".





BAB 16: SOLAT DI ATAS TIKAR DARI DAUN KURMA



250[Bukhari 380] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa neneknya, Mulaykah ra pernah mengundang makan Rasulullah Saw dengan makanan yang dia masak sendiri. Rasulullah Saw memakan sebagian hidangan tersebut, kemudian beliau bersabda: "Berdirilah, aku akan mengimami kalian solat". Kata Anas: Saya berdiri untuk mengambil tikar dari daun kurma yang telah nampak agak hitam karena lamanya dipakai, kemudian saya mencucinya dengan air, lalu Rasulullah Saw berdiri di atas tikar itu, sementara saya dengan seorang anak yatim berdiri di belakang beliau, sedangkan nenek saya berdiri di belakang kami, lalu Rasulullah Saw mengimami kami solat dua rakaat, setelah itu beliau pulang.





BAB 17: SOLAT DI ATAS TEMPAT TIDUR



251[Bukhari 382] Diriwayatkan dari AIsyah ra, istri Nabi Saw, dia berkata: Saya pernah tidur di hadapan Rasulullah Saw dengan posisi kedua kaki saya menghalangi kiblat beliau. Ketika Rasulullah Saw berwujud, beliau menyisihkan kaki saya lalu saya mengangkatnya. Ketika Rasulullah Saw berdiri, saya menjulurkan kaki saya lagi. Kata AIsyah: ketika itu di rumah tidak ada cahaya lampu.



252[Bukhari 38-] Diriwayatkan dari AIsyah ra, bahwa suatu ketika Rasulullah Saw solat di atas tempat tidur saya, sedangkan saya ketika itu terbaring melintang bagai jenazah di antara beliau dengan kiblat.





BAB 18: SUJUD DI ATAS PAKAIAN KETIKA CUACA SANGAT PANAS.



253[Bukhari 385] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Suatu ketika kami solat dengan diimami oleh Nabi Saw dan salah seorang di antara kami menaruh ujung pakaiannya di tempat sujud (sebagai alas) karena cuaca sangat panas.





BAB 19: SOLAT DENGAN BERALAS KAKI (SANDAL ATAU SEPATU)



254[Bukhari 386] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa dia pernah ditanya: "Pernahkah Nabi Saw salat dengan memakai terompah?" Anas menjawab: "Ya pernah".





BAB 20: SOLAT DENGAN MEMAKAI KHUFF (KAOS KAKI KULIT)



255[Bukhari 387] Diriwayatkan dari Ibrahim bahwa Hammam bin Al-Harits mengatakan: Saya pernah melihat Jarir bin Abdullah kencing, setelah beristinja dia berwudu dengan mengusapkan air pada sepasang khuffnya, lalu dia berdiri untuk melakukan solat (tanpa melepas khuffnya). Kemudian dia ditanya mengenai wudu dan solat tersebut, lalu dia menjawb, "Saya pernah melihat Nabi Saw melakukan seperti ini". Para ulama hadis merasa kagum dengan riwayat Jariri ini, karena walaupun Jarir termasuk orang yang masuk Islam periode akhir namun dia sempat menyaksikan Nabi sa berwudu dan solat dengan memakai khuff.





BAB 21: MENAMPAKKAN KETIAK KETIKA BERSUJUD.



256[Bukhari 390] Diriwayatkan dari Abdullah bin Malik bin Buhaynah ra bahwa ketika Nabi Saw bersujud dalam solat, beliau merenggangkan kedua tangannya sehingga ketiaknya yang putih tampak.





BAB 22: KEUTAMAAN MENGHADP KIBLAT DALAM SOLAT.



257[Bukhari 391] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Siapa yang solat seperti kami dengan menghadap ke kiblat kami dan makan binatang dengan disembelih seperti cara kami, maka dia adalah seorang muslim yang berada dalam perlindungan Allah dan perlindungan Rasul-Nya, maka janganlah kalian mengkhianati Allah dengan mengkhianati orang dalam perlindungan-Nya.





BAB 23: FIRMAN ALLAH: "JADIKANLAH MAKAM IBRAHIM SEBAGAI TEMPAT SOLAT"



258[Bukhari 395] Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa dia pernah ditanya mengenai orang yang sudah melakukan tawaf umrah namun dia belum melakukan sa'I antara shafa dan marwah, bolehkah orang tersebut melakukan persetubuhan? Ibnu Umar menjawab: "Ketika Nabi Saw tiba di mekah, beliau melakukan tawaf di Baitullah tujuh kali putaran, kemudian beliau mengerjakan solat dua rakaat di belakang makam Ibrahim, lalu beliau melakukan sa'I antar ashafa dan marwah, sedangkan pada diri Rasulullah Saw itu terdapat teladan yang baik bagi kalian (maksudnya: tidak boleh bersetubuh sebelum selesai mengerjakan sa'I).



259[Bukhari 398] Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dia berkata: Ketika Nabi Saw memasuki Baitullah, beliau berdoa pada tiap-tiap sudutnya dan beliau tidak melakukan solat sehingga beliau keluar dari Ka'bah. Setelah beliau keluar, beliau mengerjakan solat dua rakaat dengan menghadap Ka'bah dan bersabda, "Ini adalah kiblat".





BAB 24: MENGHADAP KE KIBLAT DI MANAPUN SESEORANG SEDANG SOLAT.



260[Bukhari 399] Diriwayatkan dari Al-Barra ra, dia berkata: Rasulullah Saw solat menghadap ke Bait Al-Maqdis selama 16 atau 17 bulan (sebelum turunnya ayat yang berisi perintah menghadap ke Ka'bah)". Ada perbedaan lafal antara hadis ini dengan hadis sebelumnya yang isinya sama.



261[Bukhari 400] Diriwayatkan dari Jabir ra, dia berkata: Ketika di atas kendaraan, Rasulullah Saw mengerjakan solat sunat dengan menghadap ke arah manapun sesuai dengan arah yang dituju oleh kendaraannya. Apabila beliau hendak melakukan fardu, beliau turun, kemudian beliau solat dengan menghadap kiblat.



262[Bukhari 401] Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra, dia berkata: Suatu ketika Nabi Saw solat. Pada riwayat lain Ibrahim menuturkan dari Al-Qamah, dari Abdullah bin Mas'ud. Kata Abdullah bin Mas'ud: saya tidak tahu apakah Nabi Saw ketika itu menambah atau mengurangi salatnya. Setelah salam, Rasulullah Saw ditanya, "Ya Rasulullah, apakah ada ketentuan baru mengenai solat?" Rasulullah Saw bertanya, "Apa maksudnya?" Para sahabat mengatakan, "Tadi anda solat begini dan begini, tidak seperti biasanya". Kemudian Rasulullah Saw menekukkan kedua kakinya dengan menghadap ke kiblat, lalu beliau berwujud sahwi dua kali, setelah itu beliau melakukan salam, ketika Rasulullah Saw menghadapkan wajahnya ke arah kami sesudah salam, beliau bersabda, "Kalau ada ketentuan baru mengenai solat niscaya aku beritahukan kepada kalian, tetapi aku ini manusia seperti kalian, aku juga pernah lupa sebagaimana kalian. Karena itu jika aku lupa, maka ingatkanlah aku. Apabila seorang ragu-ragu (tentang hitungan rakaat atau rukun-rukun yang telah dilakukan) di dalam solat, hendaklah ia memastikan apa yang dia anggap benar[footnote 1], lalu hendaklah ia menyempurnakan apa yang dia anggap kurang, kemudian melakukan salam dan bersujud sahwi dua kali.[footnote 2]



[footnote 1]: Misalnya seseorang ragu-ragu dalam solat Asar,apakah dia usdah menjalani dua rakaat ataukah tiga rakaat, maka yang dianggap benar adalah dua rakaat, berarti masih kurang dua rakaat lagi dan dia disunatkan berwujud sahwi dua kali sujud.



[footnote 2]: Sujud sahwi dilakukan seusai membaca tahiyat akhir. Jika sesudah salam baru teringat bahwa dia belum bersujud sahwi, maka sujud sahwi dilakukan sesudah salam itu.





BAB 25: AYAT TENTANG KIBLAT DAN MAKAM IBRAHIM, SERTA TIDAK MENGHADAP KIBLAT KETIKA SOLAT.



263[Bukhari 402] Diriwayatkan dri Umar ra, dia berkata: Tiga harapan saya diperkeankan oleh Tuhan: 1) Saya pernah mengusulkan, "Ya Rasulullah, sebaiknya makam Ibrahim kita jadikan tempat solat". Maka turunlah ayat (yang artinya), "Dan jadikanlah makam Ibrahim sebagai tempat solat (sunat dua rakaat saat tawaf)". (Al Quran, surah Al Baqarah: 125). 2) Ayat hijab. Saya pernah mengusulkan, "Ya Rasulullah, sebaiknya anda perintahkan istri-istri anda semua memakai hijab, karena laki-laki yang berbicara dengan istri-istri anda ada yang baik dan ada yang jahat. Maka turunlah ayat tentang hijab". 3) Suatu ketika para istri Nabi Saw bersekongkol untuk menentang beliau, kemudian saya berkata kepada mereka, "Jika Nabi Saw menceraikan kalian semua, semoga Allah memberi beliau istri-istri pengganti yang lebih baik daripada kalian". Maka turunlah ayat yang bunyinya seperti itu (di dalam surat At-Tahrim, ayat 5)".





BAB 26: MEMBUANG INGUS/DAHAK DARI MASJID DENGAN TANGAN



264[Bukhari 405] Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa suatu ketika Nabi Saw melihat ludah/ingus/dahak di arah kiblat pada dinding masjid, hal itu membuat beliau tidak senang sehingga raut wajahnya tampak berubah. Kemudian beliau berdiri lalu membuang dahak/ludah/ingus tersebut dengan tangan beliau sendiri. Beliau bersabda: "Sesungguhnya seseorang yang berdiam dalam solat itu sedang berbicara dengan Tuhannya dan Tuhannya berada di antara orang yang solat tersebut dan kiblat (Tuhannya berada di depan orang yang solat), karena itu dia tidak boleh meludah ke arah kiblat, tetapi jika terpaksa, meludahlah ke arah kiri atau di bawah telapak kaki (saat itu lantai masjid berupa tanah biasa). Atau jika terpaksa meludahlah sebagai berikut: Rasulullah Saw memperagakan dengan memegang ujung pakaiannya, kemudian beliau meludah di ujung pakaian itu, lalu beliau melipat-lipatnya".





BAB 27: TIDAK BOLEH MELUDAH KE KANAN KETIKA SOLAT.



265[Bukhari 410] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dan Abu Sa'id ra: Sama dengan hadis sebelumnya tentang meludah di masjid, namun ada lanjutannya sebagai berikut: "... dan janganlah meludah ke arah kanan".





BAB 28: KAFFARAT MELUDAH DI MASJID.



266[Bukhari 415] Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Meludah di masjid adalah perbuatan dosa dan kaffaratnya (dendanga) adalah menguruk ludah tersebut (maksudnya: membuangnya)".[footnote 1]



[footnote 1]: saat itu lantai masjid berupa tanah biasa, maka ludah akan hilang dengan diuruk atau dipendam.





BAB 29: NASEHAT UNTUK MENYEMPURNAKAN SOLAT DAN MENGINGATKAN TENTANG KIBLAT.



267[Bukhari 418] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda kepada peserta solat jamaah: "Apakah karena aku menghadap kiblat lalu kalian mengira aku tidak bisa melihat kalian? Demi Allah, aku mengetahui kekhusyu'an solat kalian, karena aku bisa melihat kalian meskipun kalian berada di belakangku".





BAB 30: BOLEHKAH MENYEBUT: "INI MASJID SUKU ANU".



268[Bukhari 420] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Rasulullah Saw pernah menganjurkan penyelenggaraan pacuan kuda. Kuda-kuda yang terlatih menempuh jarak dari Al-Hafya menuju Tsaniyyatul Wada', sedangkan kuda-kuda yang tidak terlatih menempuh jarak dari Tsaniyyah menuju masjid suku Zuraiq. Ketika itu Abdullah bin Umar turut dalam pacuan kuda tersebut.





BAB 31: MEMBAGIKAN HARTA DAN MENGGANTUNGKAN TANDAN KURMA DI MASJID.



269[Bukhari 421] Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Sejumlah harta dari Bahrain diterimakan kepada Nabi Saw, kemudian beliau bersabda, "Bagikanlah harta itu di masjid". Harta tersebut terhitung paling banyak dibanding dengan harta lain yang pernah diterimakan kepada Nabi Saw. Kemudian Rasulullah Saw keluar untuk melakukan solat tanpa menoleh kepada harta itu. Seusai solat beliau mendekat dan duduk di samping harta itu. Setiap orang yang beliau lihat di masjid itu beliau beri jatah dari pembagian harta tersebut. Tiba-tiba Abbas datang, kemudian dia berkata, "Ya Rasulullah, berilah saya jatah, karena saya baru saja mengeluarkan uang untuk membayar tebusan diri saya dan Aqil". Rasulullah Saw menjawab, "Silahkan ambil". Abbas kemudian meletakkan harta yang diambilnya di dalam pakaiannya lalu dia hendak mengangkatnya untuk dibawa namun dia tidak kuat. Kata Abbas, "Ya Rasulullah, suruhlah seseorang untuk membantu saya". Rasulullah Saw menjawab, "Tidak usah. Angkat sja sendiri". Kata Abbas, "Kalau begitu anda saja yang membantu saya untuk mengangkat harta ini ke atas pundak saya". Rasulullah Saw menjawab, "Tidak usah". Kemudian Abbas mengurangi harta itu, sehingga dia mampu mengangkatnya sendiri dengan diletakkan di atas pundaknya, lalu dia membawa pergi harta itu. Pandangan Rasulullah Saw selalu mengikut kepergian Abbas sehingga dia tidak terlihat oleh kami. Rasulullah Saw merasa heran dengan kerakusan Abbas. Rasulullah Saw tidak beranjak dari tempat itu sampai kepingan mata uang terakhir habis dibagikan.





BAB 32: TEMPAT SOLAT DI DALAM RUMAH.



270[Bukhari 425] Diriwayatkan dari Mahmud bin Ar-Rabi Al-Anshori ra, bahwa Itban bin Malik --- seorang sahabat Rasulullah Saw dan termasuk kaum Anshar yang turut dalam perang Badr --- datang kepada Rasulullah Saw, kemudian dia berkata: "Ya Rasulullah, saya menjadi imam solat di kampung saya, tetapi penglihatan saya sudah tidak normal. Ketika hujan turun dengan deras, saya tidak bisa datang ke masjid untuk mengimami solat karena terhalang oleh banjir. Karena itu, saya mohon agar anda berkenan datang ke rumah saya untuk solat, lalu tempat yang anda pergunakan untuk solat di dalam rumah saya itu akan saya jadikan sebagai mushalla (tempat solat)". Rasulullah Saw menjawab, "Insya Allah aku akan memenuhi permohonanmu". Kata Itban: "Esoknya Rasulullah Saw datang ke rumah saya bersama Abu Bakr sehabis tengah hari. Rasulullah Saw mohon izin untuk masuk, lalu saya pun menyilahkannya. Beliau tidak duduk sampai beliau masuk ke rumah, lalu beliau bertanya: "Mana tempat yang kamu inginkan untuk aku tempati solat di rumahmu ini?" Kata Itban: "Saya menunjuk ke salah satu sudut di dalam rumah saya, kemudian Rasulullah Saw berdiri lalu bertakbir, dan kamupun berdiri dengan membentuk shaf. Rasulullah Saw melakukan solat dua rakaat dan mengakhirinya dengan salam". Kata Itban: "Kami menyilakan Rasulullah Saw tinggal sejenak untuk mencicipi kharizah (jenis makanan) yang telah kami persiapkn untuk beliau". Kata Itban: "Beberapa orang anggota keluarga berkumpul di rumah kami, lalu salah seorang dari mereka menanyakan, "Mana Malik bin Dukhaisyin atau putra Dukhaisyin?" Ada seseorang yang menjawab, "Dia orang munafik yang tidak menyukai Allah dan rasulNya". Rasulullah Saw bersabda, "Jangan berkata seperti itu, bukankah Malik bin Dukhaisyin sudah mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan mengharap ridha Allah?". Orang tersebut menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih tahu". Kata Itban: "Kami menganggap Rasulullah Saw dengan nasehatnya itu menguntungkan orang-orang munafik. Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang telah mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan mengharap keridhaan Allah semata".[footnote 1]



[footnote 1]: indikatornya adalah menjalani semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.





BAB 33: BOLEHKAH MEMBONGKAR KUBURAN ORANG-ORANG MUSYRIK MASA JAHILIYAH LALU DI TEMPAT ITU DIDIRIKAN MASJID?



271[Bukhari 427] Diriwayatkan dari AIsyah ra, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menuturkan gereja yang pernah mereka lihat di Ethiopia (Habasyah) yang di dalamnya terdapat beberapa gambar/lukisan. Keduanya menuturkan hal itu kepada Nabi Saw, kemudian beliau bersabda: "Apabila salah seorang pemimpin mereka mati, mereka mendirikan tempat peribadatan di atas kuburnya dan memasang gambar-gambar/ lukisan-lukisan tersebut di situ. Mereka adalah orang yang paling jelek pada hari kiamat".



272[Bukhari 428] Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Ketika Nabi Saw tiba di Madinah, beliau berhenti di tempat yang tinggi di Madinah di perkampungan suku Amru bin Auf. Nabi Saw menetap di situ selama 14 mlam. Setelah itu Nabi Saw mengirim utusan kepada Bani Najjar, lalu merekapun berdatangan dengan menyandang pedang. Sepertinya saya melihat Nabi Saw berada di atas ona dan di belakang beliau ada Abu Bakr (yang dibonceng oleh Nabi Saw), sedangkan orang-orang dari Bani Najjar berada di sekeliling beliau, sampai beliau menghentikan ontanya di halaman rumah Abu Ayyub. Nabi Saw selalu senang segera melakukan solat jika telah tiba waktunya. Beliau pernah melakukan solat di atas tanah bekas kandang kambing. Beliau menyuruh membangun masjid. Rasulullah Saw mengutus seseorang untuk mengundang orang-orang suku Najjar. Beliau bertanya: "Wahai suku Najjar, berilah harga tanah kalian ini untuk aku beli". Mereka menjawab: "Demi Allah, tidak usah. Kami tidak meminta harganya, kami hanya menginginkan ridha Allah". Kata Anas: Saya katakan kepada kalian bahwa di tanah tersebut banyak kuburan orang-orang musyrik, tanahnya tidak rata dan di situ terdapat pohon-pohohn kurma. Nabi Saw menyuruh membongkar kuburan orang-orang musyrik tersebut, lalu tanahnya yang terjal itu pun diratakan, dan pohon-pohon kurma di situ ditebangi, dan pohon-pohon kurma hasil tebangan itu dipergunakan untuk dinding masjid di arah kiblat, sedangkan dinding yang samping mereka buat dari batu. Mereka mengangkut batu bersama-sama dan Nabi Saw pun turut berpartisipasi sambil mendendangkan bait puisi (yang artinya): "Ya Allah, kebaikan sejati adalah kebaikan akhirat. Karena itu, ampunilah orang-orang Anshar dan orang-orang Muhajirin".





BAB 34: SOLAT DI TEMPAT PEMBERHENTIAN ONTA.



273[Bukhari 430] Diriwayatkan dari Nafi bahwa Abdullah bin Umar pernah melakukan solat dengan menambatkan ontanya di depannya. Kata Abdullah bin Umar ra: "Saya pernah melihat Nabi Saw melakukan solat seperti ini".





BAB 35: TUNGKU ATAU SESEMBAHAN LAIN DITAMPAKKAN DI DEPAN ORANG YANG SEDANG SOLAT, NAMUN DIA TETAP BERNIAT SOLAT HANYA KARENA ALLAH.



274[Bukhari 431] Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda, "Ketika aku sedang mengerjakan solat, api neraka diperlihatkan (oleh Allah) di depanku".





BAB 36: LARANGAN SOLAT DI KUBURAN (KECUALI SALAT JENAZAH).



275[Bukhari 432] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Lakukanlah solat sunat di rumahmu dan janganlah kamu jadikan rumahmu seperti kuburan".





BAB 37: LAKNAT ALLAH BAGI ORANG YANG MENDIRIKAN TEMPAT IBADAH DI ATAS KUBUR.



276[Bukhari 435] Diriwayatkan dari AIsyah dan Abdullah bin Abbas ra, ketika Nabi Saw kesehatannya menurun pada saat-saat akhir hidupnya, Nabi Saw menutupkan kain khamishahnya (selimut wolnya) pada wajahnya, namun beliau melepas kain tersebut dari wajahnya ketika merasa nafasnya semakin teragnggu seraya bersabda: "Laknat Allah untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan". Rasulullah Saw memberi peringatan kepada kaum muslimin agar tidak meniru orang-orang Yahudi dan Nasrani.





BAB 38: PEREMPUAN TIDUR DI MASJID.



227[Bukhari 439] Diriwayatkan dari AIsyah ra, bahwa Walidah yang berkulit hitam adalah perempuan milik salah satu suku Arab, kemudian mereka memerdekakannya namun dia tetap tinggal bersama mereka. Kata AIsyah: Suatu ketika, ada seorang gadis kecil dari suku tersebut keluar dengan mengenakan selendang kulit berwarna merah dengan dihiasi batu-batu berharga. Kata AIsyah: Kemudian batu berharga tersebut di letakkan atau terjatuh, lalu ada seekor burung di dekat batu berharga yang terjatuh itu kemudian dia menyambarnya karena dikiranya daging. Kata AIsyah: Mereka mencari batu berharga tersebut namun tidak mereka temukan, lalu mereka menuduh Walidah mencuri batu itu. Mereka menggeledah bahkan sampai memeriksa kemaluan Walidah. Kata Walidah, Demi Allah, ketika saya masih berdiri bersama mereka, tiba-tiba burung yang telah menyambar batu tadi datang lagi dan menjatuhkan batu tersebut di depan mereka". Kata Walidah, "Inilah batu yang tadi kalian menuduh saya telah mencurinya dan sekiarang telah terbukti bahwa saya tidak mencurinya". Kata AIsyah: Setelah itu Walidah mendatangi Rasulullah Saw dan dia masuk Islam. Kata AIsyah ra: Walidah memiliki tenda atau bilik kecil di masjid. Kata AIsyah ra: Walidah sering datang ke tempat saya dan sayapun sering bercakap dengannya. Setiap kali Walidah duduk bersama saya, dia senantiasa mendendangkan seuntai bait puisi (yang artinya), "Peristiwa selendang kulit itu salah satu keajaiban Tuhanku. Dia telah menyelamatkan aku dari orang-orang kafir itu".

AIsyah ra bertanya kepada Walidah: "Mengapa setiap kali kamu duduk bersama saya selalu kamu senandungkan bait puisi itu?" Kata AIsyah: Kemudian Walidah menceritakan kepada saya apa yang telah dialaminya seperti yang telah disebutkan itu.





BAB 39: LAKI-LAKI TIDUR DI MASJID.



278[Bukhari 441] Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd ra, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Saw berkunjung ke rumah Fathimah, namun beliau tidak menemukan Ali di rumah itu. Rasulullah Saw bertanya: "Dimana suamimu?" Fathimah menjawab: "Ada masalah antara saya dengan dia, lalu dia marah kemudian keluar tanpa tidur siang di rumah ini". Rasulullah Saw mengutus seseorang: "Carilah Ali". Kemudian orang tersebut datang dengan berita: "Ya Rasulullah, Ali sedang tidur di masjid". Rasulullah Saw kemudian mendatangi Ali ketika dia sedang berbaring terkena debu dengan kain selendangnya yang lepas dari lambungnya. Rasulullah Saw segera membersihkan debu pada tubuh Ali dengan mengatakan: "Bangunlah, hai orang yang terkena debu. Banngunlah, hai orang yagn terkena debu".





BAB 40: APABILA SESEORANG MASUK MASJID, HENDAKLAH DIA KERJAKAN SOLAT SUNAT TAHIYYATUL MASJID DUA RAKAAT.



279[Bukhari 444] Diriwayatkan dari Abu Qatadah As-Sulami ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: "Apabila seseorang memasuki masjid hendaklah dia mengerjakan solat sunat tahiyyatul masjid dua rakaat sebelum dia duduk".





BAB 41: BANGUNAN MASJID NABI SAW.



280[Bukhari 446] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, dia berkata: Masjid pada masa Rasulullah Saw dibangun dari batu bata dengan atap dari daun-daun kurma dan tiangnya dari batang pohon kurma. Abu Bakr tidak mengubah masjid Nabi Saw itu sama sekali. Umar memperluasnya dengan menggunakan bahan-bahan bangunan seperti yang dipergunakan oleh Rasulullah Saw, yaitu batu bata, daun kurma dan tiangnya dari kayu. Kemudian Utsman mengubahnya dengan perluasan yang berarti dengan membuat dindingnya dari batu ukir dan kapur, tiangnya dari batu ukir, serta atapnya dari kayu jati.





BAB 42: GOTONG ROYONG DALAM MEMBANGUN MASJID



281[Bukhari 447] Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri ra, bahwa pada suatu hari dia bercerita sampai menuturkan pula tentang pembangunan masjid Nabi Saw. Kata Abu Said: Ketika itu kami masing-masing mengangkut batu bata satu-satu, sedangkan Ammar membawa batu bata dua-dua, lalu Ammar dilihat oleh Nabi Saw kemudian beliau membersihkan debu dari diri Ammar seraya bersabda, "Kasihan Ammar ini, dia akan dibunuh oleh kelompok orang-orang durhaka. Ammar mengajak mereka ke surga, tetapi mereka mengajak Ammar ke neraka". Kata Abu Sa'id: Ammar mengatakan, "Aku berlindung kepada Allah dari segala fitnah".[footnote 1]



[footnote 1]: Fitnah dengan arti perang saudara sesama muslim, pembunuhan, malapetaka, dan ujian hidup yang lain.





BAB 43: PAHALA ORANG YANG MEMBANGUN MASJID.



282[Bukhari 450] Diriwayatkan dari Utsman bin Affan ra, dalam menanggapi komentar orang-orang ketika dia membangun masjid Rasulullah Saw. Kata Utsman: "Kalian berbicara terlalu berlebihan. Saya pernah mendengar Nabi Saw bersabda, "Siapa yang membangun masjid hanya karena mengharap ridha Allah, Allah akan membangunkan untuknya sebuah tempat yang serupa di surga"."





BAB 44: MEMBAWA ANAK PANAH KETIKA LEWAT DI MASJID.



283[Bukhari 451] Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata: Ada seorang laki-laki lewat di masjid dengan membawa anak panah, kemudian Rasulullah Saw bersabda kepadanya, "Genggamlah/peganglah pada bagian ujungnya (agar tidak mencemaskan orang-orang di masjid)".





BAB 45: LEWAT DI MASJID.



284[Bukhari 452] Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy'ari ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Siapa yang lewat di masjid kami atau di pAsar-pAsar kami dengan membawa anak panah, hendaklah dia memegang anak panah itu pada bagian ujungnya agar dia tidak membuat cemas muslim yang lain".





BAB 46: BERPUISI DI MASJID.



285[Bukhari 453] Diriwayatkan dari Hassan bin Tsabit Al Anshari ra, bahwa dia pernah meminta kesaksian Abu Hurairah ra: "Saya meminta kesaksian darimu dengan nama Allah, apakah kamu pernah mendengar Nabi Saw bersabda, "Hai Hassan, lantunkan puisi untuk membela Rasulullah Saw dalam mengalahkan puisi orang-orang kafir. Ya Allah, dukunglah Hassan dengan Ruh Al-Qudus". Abu Hurairah ra menjawab, "ya".





BAB 47: PELEMPAR TOMBAK HADIR DI MASJID



286[Bukhari 545] Diriwayatkan dari AIsyah ra, dia berkata: Pada suatu hari saya melihat Rasulullah Saw di depan pintu rumah saya yang ketika itu di masjid ada orang-orang Habasyah/Ethiopia, sementara Rasulullah Saw menutupi/meNabiri saya dengan kain selendangnya, sehingga saya dapat melihat permainan tombak mereka. Menurut riwayat lain: ... mereka bermain tombak.





BAB 48: MENAGIH PIUTANG DI MASJID.



287[Bukhari 457] Diriwayatkan dari Ka'b bin Malik ra, bahwa dia pernah menagih piutangnya kepada Ibnu Abi Hadrad di masjid. Kedua orang itu bersuara keras, sehingga terdengar oleh Rasulullah Saw yang sedang berada di rumah, kemudian Rasulullah Saw keluar mendatangi keduanya, sampai beliau membuka tabir kamarnya, lalu beliau bersabda: "Hai Ka'b!" Ka'b menjawab: "Labbasyk, ya Rasulullah!" Sabda beliau selanjutnya: "Kurangi tagihanmu sekian!" Rasulullah Saw berIsyarat yang maksudnya, kurangi separohnya! Ka'b menjawab: "Sudah saya lakukan, ya Rasulullah!" Rasulullah Saw bersabda kepada Ibnu Abi Hadrah: "Berdirilah, lalu lunasi hutangmu".





BAB 49: MENYAPU MASJID, MEMBERSIHKAN VENTILASI, KOTORAN DAN SAMPAHNYA.



288[Bukhari 458] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa seorang laki-laki berkulit hitam atau seorang perempuan berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid, meninggal dunia. Rasulullah Saw bersabda kepada para jamaah: "Mengapa kalian tidak memberitahukanku tentang kematiannya?[footnote 1] Tunjukkan aku di mana kuburnya". Kemudian Rasulullah Saw mendatangi kuburnya lalu beliau menyolati jenazahnya.



[footnote 1]: sebagai penyapu yang tidak terhormat, sehingga mereka tidak melaporkan kematiannya kepada Rasulullah Saw, maka mereka ditegur oleh Rasulullah Saw.





BAB 50: MENYAMPAIKAN LARANGAN JUAL BELI KHAMAR (MINUMAN KERAS) DI MASJID.



289[Bukhari 459] Diriwayatkan dari AIsyah ra, dia berkata: Setelah diturunkan ayat-ayat tentang riba di surah Al Baqarah, Nabi Saw keluar ke masjid untuk menyampaikannya kepada kaum muslimin, kemudian beliau juga mengharamkan perdagangan khamer.





BAB 51: TAWANAN ATAU ORANG YANG MEMILIKI TANGGUNGAN UTANG DIIKAT DI MASJID.



290[Bukhari 461] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Tadi malam jin ifrit mendatangiku untuk mengganggu solatku, -- atau Rasulullah Saw bersabda semakna dengan itu - namun Allah memberiku kemampuan untuk menundukkannya. Aku hendak mengikatnya di salah satu tiang masjid, agar paginya kalian bisa melihatnya, tetapi kemudian aku teringat doa saudaraku, Sulayman (dalam Al Quran yang artinya): "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan berilah aku kerajaan yang tidak layak dimiliki oleh seseorang sepeninggalku". (Shaad:35).





BAB 52: KEMAH DI MASJID UNTUK ORANG SAKIT DAN SEBAGAINYA.



291[Bukhari 463] Diriwayatkan dari AIsyah ra, dia berkata: Ketika berlangsung perang Khandaq, Sa'd terluka pad aurat lengannya, lalu Nabi Saw membuatkan tenda untuk merawatnya di masjid agar beliau bisa menjenguknya dari dekat. Di masjid juga ada tenda lain milik suku Ghifar, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh darah yang mengalir ke tenda mereka. Mereka bertanya, "Hai penghuni tenda, apa ini yang mengalir dari tenda kalian menuju kepada kami?" Ternyata darah mengucur deras dari luka Sa'd, dan Sa'd pun kemudian meninggal di tenda itu.





BAB 53: MEMBAWA ONTA KE MASJID KARENA PENUNGGANGNYA SAKIT.



292[Bukhari 464] Diriwayatkan dari Ummu Slamah ra, dia berkata: Saya mengadu kepada Rasulullah Saw karena sakit. Rasulullah Saw bersabda: "Lakukanlah tawaf di belakang orang-orang dengan naik onta". Saya pun melaksanakan tawaf sesuai perintah Rasulullah Saw. Ketika itu Rasulullah Saw solat di sisi Ka'bah dengan membaca surat Wath-Thuur wa kitaabin masthuur.





BAB 54: CAHAYA MENUNTUN DUA ORANG SAHABAT NABI SAW.



293[Bukhari 465] Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa dua orang sahabat Nabi Saw keluar dari Nabi Saw pada malam yang gelap gulita, dengan disertai dua berkas cahaya yang menerangi jalan yang mereka lalui. Setelah keduanya berpisah, masing-masing dari dua itu diterangi oleh seberkas cahaya sampai tiba di rumah masing-masing.





BAB 55: PINTU KECIL DAN JALAN DI MASJID.



294[Bukhari 466] Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri ra, dia berkata: Suatu ketika Nabi Saw berkhotbah. Nabi Saw ketika itu bersabda: "Sesungguhnya Allah memberikan pilihan kepada hamba-Nya, kemudian seorang hamba tersebut memilih pahala di sisi Allah". Abu Bakr ra menangis. Saya berkata dalam hati: Mengapa Abu Bakr menangis? Jika Allah memberikan pilihan kepada hamba-Nya antara dunia dan pahala di sisi-Nya, lalu seorang hamba tersebut memilih pahala di sisi Allah, tentunya seorang hamba tersebut adalah Rasulullah Saw sendiri. Abu Bakr memang orang yang paling paham di antara kami mengenai Islam. Rasulullah Saw bersabda: "Hai Abu Bakr, jangan menangis. Karena orang yang paling dekat dalam persahabatan dengan aku dan dalam mencurahkan hartanya kepadaku untuk Islam adalah Abu Bakr. Seandainya aku menjadikan seorang kekasih dari umatku niscaya aku memilih Abu Bakr, tetapi persaudaraan dan kasih sayang seorang sesama muslim adalah lebih utama. Tutuplah semua pintu di masjid kecuali pintu Abu Bakr".



295[Bukhari 467] Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, dia berkata: Ketika Nabi Saw sakit di akhir-akhir hayatnya, Rasulullah Saw keluar dengan menutupkan kain pada kepalanya, kemudian beliau duduk di atas mimbar. Setelah memuji dan menyanjung Allah, beliau bersabda, "Sungguh tidak ada orang yang paling setia kepadaku dalam persahabatan dan dalam mencurahkan hartanya selain Abu Bakr bin Abu Quhafah. Seandainya aku menjadikan seorang kekasih dari umat manusia niscaya aku memilih Abu Bakr sebagai kekasihku, tetapi kecintaan sesama muslim adalah lebih utama. Tutuplah semua pintu kecil di masjid ini, kecuali pintu untuk Abu Bakr".





BAB 56: PINTU-PINTU DAN KUNCI-KUNCI KA'BAH SERTA MASJID.



296[Bukhari 468] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, bahwa ketika Nabi Saw tiba di mekah beliau memanggil Utsman bin Thalhah untuk membukakan pintu Ka'bah. Kemudian Nabi Saw masuk bersama Bilal, Usamah bin Zayd, dan Utsman bin Thalhah, lalu pintu Ka'bah dikunci. Nabi Saw berada satu jam di dalam Ka'bah, kemudian mereka keluar. Kata Abdullah bin Umar: Saya segera bertanya kepada Bilal (tentang apa yang diperbuat oleh Rasulullah Saw di Ka'bah). Bilal menjawab, "Rasulullah mengerjakan solat di dalamnya". Saya tanyakan lagi, "Di bagian mana?" Bilal menjawab, "Di antara dua pilar". Kata Abdullah bin Umar: Saya lupa, tidak menanyakan kepada Bilal berapa rakaat Rasulullah Saw melakukan solat di Ka'bah.





BAB 57: MENGKAJI AGAMA DI MASJID.



297[Bukhari 472] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, dia berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Saw ketika beliau berada di atas mimbar, "Bagaimana solat sunat pada malam hari itu?" Rasulullah Saw menjawab, "Lakukanlah dua rakaat dua rakaat, dan apabila kamu khawatir tibanya waktu Subuh, maka lakukanlah solat sunat satu rakaat sebagai penutup dan penggasal solat sunat yang telah kamu lakukan". Abdullah bin Umar mengatakan: Akhirilah solat sunatmu di malam hari dengan witir (bilangan rakaat yang gasal), karena Nabi Saw mengajarkan demikian itu.





BAB 58: BERBARING DI MASJID.



298[Bukhari 475] Diriwayatkan dari Abdullah bin Zayd Al-Anshary ra, bahwa dia pernah melihat Rasulullah Saw berbaring di masjid dengan menindihkan salah satu kakinya pada yang lain.





BAB 59: SOLAT DI MASJID PASAR.



299[Bukhari 477] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Solat dengan berjamaah adalah 25 kali lipat dibanding dengan solat sendirian di rumah atau di pAsar. Apabila seseorang berwudu dengan menyempurnakan wudunya, kemudian dia pergi ke masjid tanpa tujuan lain kecuali solat, maka pada setiap langkahnya, Allah memberinya satu pahala dan menghapus satu dosanya sampai dia masuk ke masjid. Apabila dia sudah masuk ke masjid selama dia menunggu pelaksanaan solat jamaah dia dihitung sama dengan melakukan solat dan para malaikatpun memohonkan rahmat untuknya selama dia berada di tempat yang akan dia tempati untuk solat sambil menunggu pelaksanaan solat jamaah. Para malaikat berdoa: "Ya Allah, ampunilah dia dan berilah dia rahmat". Demikian itu selama dia berhadas dan tidak bercakap-cakap".





BAB 60: MENANGKUPKAN JARI-JARI DI DALAM MASJID.



300[Bukhari 481] Diriwayatkan dari Abu Musa ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan". Beliau sambil menangkupkan jari-jari kedua tangannya.



301[Bukhari 482] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Saw mengimami kami solat Isya dan ketika baru mendapat dua rakaat beliau salam. Kemudian Rasulullah Saw berdiri dengan bersandar pada sebatang kayu yang melintang di dalam masjid dengan tampak marah. Rasulullah Saw meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dan menempelkan pipi kanannya pada punggung telapak tangan kirinya. Orang-orang pun segera keluar melalui pintu-pintu masjid sambil bertanya-tanya: "Apakah solat Isya dikurangi rakaatnya?" Di tengah orang-orang itu terdapat Abu Bakr dan Umar, namun keduanya merasa segan untuk menanyakan hal itu kepada Rasulullah Saw. Diantara orang-orang itu ada seorang yang bertangan panjang yang dijuluki Dzul yadayn. Dzul yadayn bertanya: "Ya Rasulullah, apakah anda tadi lupa ataukah memang solat Isya dikurangi rakaatnya?" Rasulullah Saw menjawab: "Aku tidak lupa dan solat Isya juga tidak dikurangi rakaatnya". Rasulullah Saw bertanya: "Benarkah kata Dzul yadayn?" Orang-orang menjawab: "Benar". Kemudian Rasulullah berdiri lagi untuk melengkapkan jumlah rakaat yang belum terjalani. Setelah salam beliau bertakbir untuk berwujud (sahwi) sebagaimana sujud biasanya atau lebih lama, lalu beliau mengangkat kepala dengan bertakbir, setelah duduk beliau bertakbir lagi untuk bersujud (sahwi yang kedua kalinya) seperti sujud biasanya atau lebih lama, kemudian beliau mengangkat kepala dengan bertakbir, lalu mengucapkan salam.





BAB 61: MASJID DAN TEMPAT-TEMPAT SOLAT NABI SAW DI JALAN-JALAN MADINAH.



302[Bukhari 483] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, bahwa dia mengerjakan solat di beberapa tempat dalam perjalanan. Abdullah bin Umar mengatakan bahwa dia pernah melihat Nabi Saw melakukan solat di tempat-tempat tersebut.



303[Bukhari 484] Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwa dalam perjalanan umrah dan haji Rasulullah Saw pernah singgah di Dzul Hulayfah di bawah pohon Samurah di sekitar tempat solat yang ada di Dzul Hulayfah. Ketika Rasulullah Saw pulang dari peperangan, umrah atau haji, beliau menuruni lembah di jalan itu. Sesudah sampai di lembah itu beliau menghentikan ontanya di aliran air di bagian timur lembah, lalu beliau beristirahat di situ sampai pagi. Di tempat itu tidak ada masjid yang dibangun dari batu dan tidak ada pula masjid di atas bukit. Di situ ada sebidang tanah yang menjorok yang ditengahnya ada tumpukan pasir yang ditempati oleh Abdullah bin Umar untuk solat. Rasulullah Saw pernah melakukan solat di tempat itu, namun tempat yang dipergunakan solat oleh Abdullah bin Umar itu akhirnya hanyut dan tenggelam karena terkena aliran air.



304[Bukhari 485] Abdullah bin Umar ra, menuturkan bahwa Nabi Saw pernah mengerjakan solat di suatu masjid kecil, lebih kecil daripada masjid yang ada di bagian atas Rawha. Abdullah bin Umar mengetahui tempat yang dipergunakan solat oleh Nabi Saw tersebut. Kata Abdullah bin Umar: Di sanalah masjid itu, di sebelah kananmu ketika kamu mengerjakan solat di masjid dalam perjalanan ke mekah, yaitu di tepi jalan bagian kanan jarak antara masjid yang lebih besar yang biasa kamu tempati untuk solat dalam perjalanan ke mekkah itu dengan mesjid kecil yang pernah ditempati solat oleh Rasulullah Saw sejauh lemparan batu atau semisal dengan itu.



305[Bukhari 486] Abdullah bin Umar ra pernah mengerjakan solat di suatu bukit di pinggiran Rahwa. Bukit tersebut ujungnya berada di tepi jalan yang didekatnya ada sebuah masjid antara bukit dengan pinggiran Rawha ketika kamu pergi ke mekkah. Di tempat itu telah dibangun sebuah masjid, namun Abdullah bin Umar tidak mengerjakan solat di mesjid itu. Abdullah bin Umar meninggalkan masjid itu dari arah kiri dan belakangnya, lalu dia mengerjakan solat di depan masjid itu, yakni di atas bukit. Ketika pulang dari Rawha Abdullah bin Umar tidak melakukan solat Zhuhur di situ. Apabila Abdullah bin Umar pulang dari Mekkah melalui jalan itu sebelum Subuh atau menjelang fajar, dia beristirahat di tempat itu sampai dia melakukan solat Subuh.



306[Bukhari 487] Abdullah bin Umar ra, menuturkan bahwa Nabi Saw pernah singgah di bawah pohon besar di dekat Ruwaytsah di sebelah kanan jalan dan menghadap ke jalan yang lebar di tempat yang lapang. Rasulullah Saw melanjutkan perjalanan hingga meninggalkan perbukitan sejauh 2 mil dari ruwaytsah. Tempat itu bagian atasnya telah pecah sehingga miring ke jurangnya dengan berada di atas saluran air yang di dalamnya terdapat gundukan pasir yang banyak.



307[Bukhari 488] Abdullah bin Umar ra, menuturkan bahwa Nabi Saw pernah mengerjakan solat di ujung suatu saluran air di belakang Arj dalam perjalanan menuju Hadhbah. Di dekatnya ada 2 atau 3 kuburan. Di atas kuburan tersebut ada tumpukan batu di sebelah kanan jalan yang di dekatnya ada bebatuan. Ketika Abdullah bin Umar ra pulang dari Arj setelah matahari condong sedikit ke barat, dia beristirahat di bebatuan di jalan itu, kemudian dia mengerjakan solat zhuhur di siti.



308[Bukhari 489] Abdullah bin Umar ra, menuturkan: Rasulullah Saw pernah singgah di pepohonan di sebelah kiri jalan di saluran air dekat Harsya. Saluran air tersebut bersambung dengan ujung Harsya yang jaraknya dengan jalan kira-kira satu lemparan anak panah. Abdullah bin Umar ra pernah mengerjakan solat di bahwa sebuah pohon yang tertinggi, yaitu pohon yang terdekat dengan jalan.



309[Bukhari 490] Abdullah bin Umar ra, menuturkan bahwa Nabi Saw pernah singgah di saluran air di dekat Marr Azh Zhahran yang menghadap ke Madinah. Ketika beliau pulang dari Shafrawat, beliau singgah di lembah sebelah kiri jalan di saluran air tesebut pada jalur menuju ke mekah, jarak antara tempat persinggahan Rasulullah Saw tersebut dengan jalan sejauh lemparan batu.



310[Bukhari 491] Abdullah bin Umar ra, menuturkan: Ketika Rasulullah Saw mendekati mekkah, beliau singgah di Dzi Thuwa dan bermalam di situ sampai pagi, kemudian beliau mengerjakan solat Subuh di situ pula. Tempat solat Rasulullah Saw tersebut berada di atas bukit besar, bukan di lokasi yang di hari kemudian id bangun masjid, melainkan di tempat yang lebih rendah, di atas bukit besar.



311[Bukhari 492] Abdullah bin Umar ra menuturkan bahwa Nabi Saw menghadap kedua celah sebuah gunung yang mengarah ke Ka'bah yang celah tersebut terletak di antara Nabi Saw dengan gunung yang tinggi, Rasulullah Saw menjadikan tempat itu untuk solat yang di hari kemudian di situ dibangun mesjid di sebelah kiri tempat solat Rasulullah aaw tersebut di ujung bukit. Tempat solat Rasulullah Saw lebih rendah daripada lokasi masjid yang dibangun itu yang berada di atas bukit hitam. Jarak antara tempat solat Rasulullah Saw tersebut dengan bukit kira-kira 10 hasta. Lakukanlah solat di situ dengan menghadap kedua celah gunung yang berada di antara kamu dengan arah Ka'bah.