Kitab Mandi Besar

BAB 1: WUDU SEBELUM MANDI



185[Bukhari 248] Diriwayatkan dari Aisyah ra, istri Nabi Saw, bahwa apabila Nabi Saw mandi karena junub, beliau mula-mula membasuh kedua tangannya, kemudian beliau berwudu sebagaimana wudu untuk solat. Setelah itu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkan jari-jarinya dengan air pada pangkal rambutnya, lalu beliau tuangkan air tiga kali cidukan dengan tangannya, kemudian beliau siramkan air ke seluruh tubuhnya.[footnote 1]



[footnote 1]: Sebelum berwudu terlebih dahulu membersihkan bagian-bagian tubuh yang terkena najis.



186[Bukhari 249] Diriwayatkan dari Maymunah ra, dia berkata, (tentang mandi junub Rasulullah Saw): Rasulullah Saw berwudu seperti wudu untuk solat namun tanpa mebasuh kedua kakinya. Beliau membasuh kemaluannya dan bagian tubuh yang terkena najis (sebelum berwudu). Kemudian beliau menyiramkan air ke seluruh tubuhnya, lalu beliau melangkahkan kakinya dari tempat mandi. Setelah bergeser dari tempat itu beliau membasuh kedua kakinya.[footnote 1] Demikianlah mandi junub Rasulullah Saw.



[footnote 1]: Mungkin untuk menghindari genangan air yang bercampur najis, sehingga perlu beranjak dari genangan air tersebut untuk melakukan siraman terakhir pada kedua kaki.





BAB 2: SUAMI MANDI BERSAMA ISTRINYA.



187[Bukhari 250] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Saya sering mandi bersama Nabi Saw dari satu bejana air yang disebut Al-Faraq.





BAB 3: MANDI DENGAN SATU SHA' (SATU SHA'=4 MUDD. 1 MUDD=6 S/D 7.5 ONS) AIR



188[Bukhari 251] Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa dia pernah ditanya mengenai mandi Nabi Saw, kemudian Aisyah meminta air kurang lebih satu sha', lalu dia mandi dengan menuangkan air tersebut ke seluruh tubuhnya dari bagian atas kepalanya. Saat peragaan itu terdapat tabir antara Aisyah dengan penanya.



189[Bukhari 252] Diriwayatkan dari Jabir ra bahwa dia pernah ditanya oleh seseorang mengenai mandi. Jabir menjawab: "Cukup dengan air satu sha". Penanya tersebut menyangkal: "Tidak cukup bagi saya air satu sha". Kata Jabir: "Air satu sha sudah cukup untuk orang yang rambutnya lebih lebat daripada kamu dan lebih baik daripada kamu (yakni Rasulullah Saw), kemudian beliau berpakaian dan menjadi imam solat".





BAB 4: MENYIRAMKAN AIR TIGA KALI KE ATAS KEPALA.



190[Bukhari 254] Diriwayatkan dari Jubayr bin Muth'im ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Kalau aku mandi, aku siramkan air tiga kali ke atas kepalaku". Beliau memperagakan dengan kedua tangannya.





BAB 5: MENGGUNAKAN WEWANGIAN KETIKA MANDI



191[Bukhari 258] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Biasanya ketika Nabi Saw mandi, beliau meminta wewangian semacam al-hilab. Beliau meletakkannya pada telapak tangannya, kemudian beliau usapkan mula-mula pada kepalanya sebelah kanan, lalu sebelah kiri, dan beliau menggosokkannya dengan kedua tangan pada bagian tengah kepalanya.





BAB 6: MENGULANG PERSETUBUHAN.



192[Bukhari ] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Saya pernah mengoleskan wewangian pada tubuh Nabi Saw kemudian beliau menggilir istri-istrinya. Pada pagi harinya Nabi Saw berihram dengan sisa bau harum yang masih segar.



193[Bukhari 268] Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Pada suatu saat Nabi Saw pernah menggilir istri-istrinya dalam sehari semalam, sedangkan istri-istrinya sebanyak sebelas orang. Menurut riwayat lain: sembilan orang. Ditanyakan kepada Anas, "Apakah kuat Nabi Saw melakukan begitu?" Anas menjawab, "Kami pernah mengatakan bahwa Nabi Saw diberi kekuatan menyamai tiga puluh laki-laki".[footnote 1]



[footnote 1]: Kata Sa'id dari Qatadah: Anas menuturkan bahwa istri-istri Nabi Saw sebanyak sembilan orang.





BAB 7: MEMAKAI WEWANGIAN KEMUDIAN MANDI



194[Bukhari 271] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Sepertinya saya melihat cahaya wewangian pada rambut kepala Nabi Saw ketika beliau sedang berihram (yang beliau pergunakan sebelum memulai ihram).





BAB 8: MENYELA-NYELA RAMBUT DENGAN JARI KETIKA MANDI.



195[Bukhari 272] Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata: Ketika Rasulullah Saw mandi karena junub, beliau membasuh kedua tangannya, kemudian beliau berwudu seperti wudu untuk solat, lalu beliau mandi dengan menyela-nyela rambutnya dengan jari-jari tangannya sampai beliau yakin bahwa air sudah merata di kulit kepalanya. Beliau menyiramkan air tiga kali pada kepalanya, lalu beliau membasuh bagian tubuhnya yang lain.





BAB 9: JIKA SESEORANG BERADA DI DALAM MASJID KEMUDIAN TERINGAT BAHWA DIA SEDANG JUNUB HENDAKLAH DIA SEGERA KELUAR UNTUK MANDI, TIDAK BOLEH BERTAYAMUM.



196[Bukhari 275] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Suatu ketika iqamat didengungkan, lalu orang-orang segera mengisi shaf hendak solat, kemudian Rasulullah sw datang untuk mengimami kami. Setelah Rasulullah Saw berdiri di tempat solatnya, beliau teringat bahwa beliau sedang junub, lalu beliau mengatakna kepada kami, "Tetaplah kalian berada di tempat". Kemudian Nabi Saw pulang untuk mandi. Setelah itu beliau datang lagi kepada kami dengan rambut kepala yang masih basah, kemudian beliau bertakbir dan kami semua solat bersama beliau.





BAB 10: MANDI SENDIRIAN DENGAN TELANJANG TANPA ADA ORANG LAIN



197[Bukhari 278] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Kaum Bani Israil dulu biasa mandi dengan telanjang dan saling melihat aurat sesama mereka, sedangkan Nabi Musa selalu mandi menyendiri. Mereka mengatakan, "Demi Allah, Musa tidak mau mandi telanjang bersama kita karena dia mempunyai penis atau testis yang besar". Suatu ketika Nabi Musa berangkat mandi, kemudian dia letakkan pakaiannya diatas batu, maka batu tersebut hanyut bersama pakaian Nabi Musa itu. Nabi Musa mengejar batu itu sambil berteriak, "Bajuku hai batu, Bajuku hai batu!" Sehingga orang-orang Bani Israil sempat melihat tubuh Nabi Musa. Kata mereka, "Demi Allah, tidak ada cacat pada tubuh Musa". Nabi Musa mengambil pakaiannya dan segera memukul batu tersebut. Kata Abu Hurairah: Demi Allah, bekas pukulan tersebut masih ada sebanyak enam atau tujuh bekas pukulan.



198[Bukhari 279] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahw Nabi Saw pernah bersabda: "Ketika Nabi Ayyub mandi dengan telanjang, belalang emas berjatuhan mengenai dirinya. Nabi Ayyub segera menghimpun belalang-belalang tersebut dengan pakaiannya, kemudian dia ditegur oleh Tuhannya, "Hai Ayyub, bukankah Aku telah memberimu kecukupan sehingga kamu tidak perlu mengambil belalang yang kamu lihat itu?" Nabi Ayyub menjawab, "Ya. Demi Keagungan-Mu. Namun saya selalu membutuhkan berkah dari-Mu".





BAB 11: MEMAKAI TABIR KETIKA MANDI AGAR TIDAK TERLIHAT OLEH ORANG LAIN.



199[Bukhari 280] Diriwayatkan dari Ummu hani binti Abu Thalib ra, dia berkata: Saya menemui Rasulullah Saw pada tahun penaklukan Mekah, ketika itu Rasulullah Saw sedang mandi dengan ditabiri oleh Fathimah. Rasulullah Saw bertanya: "Siapa itu?" saya menjawab, "Saya Ummu Hani".





BAB 12: KERINGAT ORANG JUNUB DAN KERINGAT ORANG MUKMIN TIDAKLAH NAJIS.



200[Bukhari 283] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa suatu ketika Nabi Saw berpapasan dengannya di salah atu jalan di Madinah ketika Abu Hurairah sedang junub. Kata Abu Hurairah: Saya menghindar dari Rasulullah Saw, kemudian saya pergi untuk mandi, baru kemudian saya datang menemui Rasulullah Saw. Rasulullah Saw bertanya: "Ke mana kamu tadi, hai Abu Hurairah?" Abu Hurairah menjawab: "Saya tadi masih junub, sehingga saya tidak mau menemani anda duduk, sementara saya tidak suci". Rasulullah Saw bersabda: "Subhanallah. Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis".





BAB 13: ORANG YANG JUNUB BOLEH TIDUR JIKA BERWUDU.



201[Bukhari 287] Diriwayatkan dari Umar Al-Khattab ra, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw: Bolehkah seseorang tidur ketika sedang junub?" Rasulullah Saw menjawb: "Boleh. Apabila seseorang yang sedang junub sudah berwudu maka dia boleh tidur".





BAB 14: APABILA KEMALUAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERTEMU



202[Bukhari 291] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Apabila seorang laki-laki duduk di antara empat bagian tubuh istrinya kemudian menyetubuhinya, maka dia wajib mandi".